REPUBLIKA.CO.ID, NEW JERSEY – Seorang imam di New Jersey, Amerika Serikat (AS) ditembak hingga meninggal dunia di luar masjidnya. Pihak berwenang masih memburu pelaku penembakan dan mengatakan mereka belum menemukan bukti motif bias anti-Muslim dalam penembakan tersebut.
Jaksa Penuntut Wilayah Essex, Ted Stephens mengatakan Imam Hassan Sharif sedang berada di dalam mobilnya ketika dia ditembak lebih dari satu kali sekitar pukul 06.00 pagi waktu setempat di dekat Masjid Masjid-Muhammad di Newark, kota terbesar di negara bagian New Jersey. Dia dibawa ke rumah sakit terdekat namun meninggal pada sore harinya.
"Saya tahu dengan adanya peristiwa global dan meningkatnya bias yang ditujukan kepada banyak komunitas yang di seluruh negara bagian kami- terutama komunitas Muslim ada banyak orang di New Jersey saat ini yang merasakan sangat takut atau cemas atas berita pembunuhan ini," kata Jaksa Agung Matt Platkin, Kamis (4/1/2024).
Meskipun demikian, Platkin mengatakan penegak hukum meningkatkan keamanan rumah ibadah. Terutama rumah-rumah ibadah Yahudi dan Muslim, yang mengalami ketegangan sejak Israel menginvasi Gaza.
Direktur Keamanan Publik Newark, Fritz Fragé mengatakan sudah lima tahun Sharif menjadi imam di masjid setempat. Ia mengenang sang imam sebagai pemimpin komunitas lintas agama yang bekerja untuk menjaga keamanan kota.
"Kami ikut merasakan kepedihan Anda dan kami berjanji untuk memanfaatkan sumber daya penuh dari mereka yang ada di sini dan mereka yang terus bermitra dengan kami untuk memastikan kejahatan keji ini dapat diselesaikan," katanya.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang New Jersey, organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat, menyebut Sharif sebagai "mercusuar kepemimpinan dan keunggulan." CAIR mengatakan meskipun motif penembakan belum diketahui, kelompok tersebut menyarankan semua masjid untuk "tetap berhati-hati" dan tetap membuka pintunya.
Baca juga: Suka Bangun Malam Hari Kemudian Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Rasulullah SAW Ini
Platkin mengatakan New Jersey memiliki 320 ribu Muslim dari sekitar 9 juta populasi. Setelah penembakan pada Rabu, para pejabat menjangkau komunitas-komunitas Muslim di kota dan di seluruh negara bagian
"Kami meminta semua orang di komunitas kami dan mitra kami untuk memberi tahu kami jika ada sesuatu yang ingin mereka lakukan dan apa pun yang membuat mereka merasa tidak aman sehingga kami dapat merespons," katanya.