Ahad 12 Jun 2016 17:15 WIB

Tangkal Radikalisme Butuh Kurikulum Khusus

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Pesantren Kilat
Foto: Antara
Pesantren Kilat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar Syariah, Prof. Didin Hafidhudin mengatakan, Pesantren kilat bukan semata untuk mengajarkan aspek pengetahuan tetapi juga aspek kesadaran dan pengamalan ajaran tasamuh dan toleran.

“Pesantren kilat mengajarkan untuk menghargai perbedaan, mengajarkan perluasan makna jihad, karena jihad bukan hanya perang, jihad bisa dilakukan dengan jihad ekonomi ataupun jihad politik,” jelas dia, Ahad (12/6). 

Karena pesantren kilat tidak dapat mencakup ajaran itu semua, maka diperlukan kurikulum yang menggambarkan ajarn Islam yang menangkal radikalisme seperti pelajaran anti radikalisme. Pendidik harus dapat mengajarkan ajaran Islam yang sebenarnya. 

Melakukan anti kekerasan bukan dengan melakukan teror tetapi memberikan solusi. Seperti dalam sejarah nabi, ketika  berperang mereka melakuka perang untuk pertahanan diri bukan menyerang. 

Menurut dia, radikalisme terjadi karena kezaliman yang dibiarkan, begitu juga dengan kesenjangan dan kemiskinan yang semakin meningkat. Sehingga solusi untuk menghilangkan radikalisme adalah dengan menghilangkan kezaliman, kesenjangan dan kemiskinan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement