Namun, berdasarkan bukti dan literatur yang ia teliti, lensa pada masa itu belum dimanfaatkan untuk memperbesar dan memperjelas proyeksi suatu objek, melainkan hanya sebagai alat pemantik api yang digunakan dengan cara memusatkan sinar matahari ke permukaan lensa.
"Karena itu, lensa tersebut lebih umum atau lazim disebut dengan nama 'cermin terbakar'," katanya.
Lutfallah mengungkapkan, ada banyak lensa bersejarah termasuk yang dibuat ratusan tahun Sebelum Masehi. Salah satu yang paling terkenal adalah lensa Nimrod. Lensa ini ditemukan di Nineveh, Irak, pada 1850. Lensa Nimrod dibuat dari kristal dan diduga diciptakan pada abad ketujuh Sebelum Masehi.
Sejumlah sejarawan menyatakan, lensa Nimrod merupakan model teleskop yang digunakan dalam peradaban Mesopotamia. Lensa inilah yang menyokong akurasi pengamatan astronomi bangsa Mesopotamia.
Mengutip literatur berjudul Kaisar Romawi yang ditulis oleh Pliny, Lutfallah mengatakan, lensa sejenis Nimrod juga lahir dalam peradaban Romawi. Pada zamannya, lensa itu digunakan untuk menonton pertandingan gulat para gladiator.
Namun, sejumlah bukti menyangkal hal tersebut. Sezaman dengan kekaisaran Nero, bahkan selepas masa tersebut, tidak ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa ketika itu lensa telah dimanfaatkan untuk memperbesar proyeksi sebuah objek.