Pada awal penelitiannya, Lutfallah mempertanyakan apakah benar kacamata merupakan benda yang ditemukan dan diciptakan bangsa Barat. Atau sebaliknya, justru masyarakat Muslim yang pertama kali menciptakannya.
Menurutnya, sejarah awal kacamata dalam literatur masyarakat Barat masih diselubungi mitos dan cerita penjelajah. Bahkan, ia menilai, ada sejumlah kalangan di masyarakat Barat yang sengaja memalsukan riwayat kelahiran kacamata atas dasar etnosentrisme. Dalam risetnya, Lutfallah menghimpun data dari berbagai literatur sejarah, termasuk literatur Barat, selain tentu saja literatur Arab.
Menurut para arkeolog, teknologi lensa telah ada dan dimanfaatkan sejak zaman manusia purba. Hal itu, kata Lutfallah, membuktikan bahwa kaca atau lensa telah diproduksi dan dimanfaatkan sejak berabad-abad silam, seperti yang dikenal masyarakat Mesir Kuno, Romawi, Yunani, Hellenistik, dan Islam.