REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen peringatan Hari Pendidikan Nasional mengingatkan kembali pentingnya terus meningkatkan kualitas salah satu pilar penting pembangunan itu. Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Bambang Sudibyo mengatakan, pendidikan yang ideal memiliki tiga kunci, yaitu bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat dan merata.
“Bermutu ialah pendidikan yang mengantarkan peserta didik kepada keimanan dan ketakwaan, memiliki kepribadian tangguh dan memiliki kompetensi yang tinggi,” ujar manatan Menteri Pendidikan ini.
Relevan ialah pendidikan yang menjawab kebutuhan masyarakat saat ini. Sementara, merata artinya bahwa pendidikan harus memberikan akses merata kepada seluruh warga negara. Menurutnya, saat ini kondisi pendidikan masih jauh dari ideal, karena kebutuhan masyarakat terus bergerak sehingga relevansinya juga harus dinamis.
Menurut Bambang, salah satu masalah penting dalam dunia pendidikan terletak pada guru. Saat ini kesejahteraan guru besertifikasi sudah jauh lebih baik, namunsecara idealisme masih perlu ditingkatkan. “Dedikasi guru sekarang ini menurun sekali. Mereka mudah melalukan komersialisasi pendidikan. Biaya sekolah sekarang gratis dengan dana Bantuan operasional Sekolah (BOS) tetapi sekolah terus memungut biaya ini-itu,” katanya.
Di sinilah muncul peran zakat. Bagi seorang guru yang beragama muslim, membersihkan hartanya dengan mengeluarkan zakat minimal 2,5 persen tiap bulan dari penghasilan, akan membentuk karakter yang kuat dan berintegritas tinggi. Karakter yang membangun jiwa pengabdian sehingga tahan godaan terhadap segala bentuk penyelewengan dan permainan yang mempersulit masyarakat, terutama kaum tak mampu memperoleh pendidikan yang layak.
Selain bermanfaat terhadap para pembayarnya, zakat membantu kalangan marjinal itu mendapatkan pendidikan. “Zakat meningkatkan akses keluarga kurang mampu untuk memperoleh pendidikan melalui berbagai program produktif di bidang pendidikan. Ini adalah sebuah investasi jangka panjang untuk pembangunan generasi penerus bangsa,” katanya.
Dengan dana zakat yang ditunaikan masyarakat, BAZNAS telah berhasil membuat 386 keluarga yang hidup di bawah garis kemiskinan, memiliki anak sarjana dari berbagai universitas di Indonesia melalui program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS).
Selain itu, sebanyak 45 orang siswa dibiayai gratis untuk mengenyam pendidikan setara SMP di Sekolah Yatim BAZNAS “Ah Baabullah Center” di Bogor. Program kerjasama dengan Qatar Charity ini juga memberikan fasilitas asrama gratis dengan fasilitas yang baik.
Ada juga Program Kaderisasi Seribu Ulama yang memberikan pendidikan S2 dan S3 di bidang Agama Islam kepada 324 orang, serta program DINAR yang hingga saat ini telah memberikan beasiswa kepada 1.317 siswa SD hingga SMA. Selain itu, ada pula santunan pendidikan yang telah diberikan kepada ribuan warga yang terbelit kesulitan biaya dengan urgensi tinggi. Seluruhnya dibiayai dengan dana zakat.
“Zakat jika dikelola dengan baik dan dibayarkan melalui amil resmi akan terjadi agregasi dimana zakat akan terkumpul sehingga dapat menjadi instrumen keuangan negara sehingga otomatis dapat mengatasi masalah pendidikan,” ujarnya.