REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Teknis Haji I Ahmad Dumyathi Bashori mengatakan, pemulangan seorang haji Indonesia yang dirawat di RS Garda Nusantara di Jeddah, sejak tujuh bulan terakhir, Hj Culan Kasim binti Kasim (55 tahun), tergolong istimewa.
"Usaha pemulangan jamaah sakit yang memerlukan fasilitas kesehatan berulang kali diusahakan oleh Kantor Urusan Haji Indonesia," kata Dimyathi di Jakarta, Ahad (1/5).
Namun hal itu tidak dapat dilakukan mengingat tidak ada maskapai regular yang siap dengan alat bantu pernapasan (ventilator). "Hanya pesawat evakuasi khusus medis 'aeromedical evacuation/medevac' yang menyediakan hal demikian," katanya.
Meski kondisinya sudah stabil, kata dia, Hj Culan tidak bisa dipulangkan dengan pesawat biasa dengan biaya yang cenderung lebih hemat dibanding menggunakan Medevac. Dia mengatakan, pemulangan memakan sekitar lima pekan.
Peristiwa ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah perhajian Indonesia. Sebab, biaya pemulangan jamaah sakit ditaksir menelan biaya di atas Rp 2 miliar.
Hj Culan harus dipulangkan menggunakan Medevac karena yang bersangkutan adalah pasien yang menderita heat stroke dengan kondisi menggunakan ventilator. Dia mengatakan, evakuasi dilakukan dari RS Garda Nusantara Jeddah.
Hj Culan diantar dengan ambulans kemudian diterbangkan dengan pesawat khusus dari Bandar Internasional King Abdul Aziz menuju Indonesia didampingi dua paramedis laki-laki dan satu perempuan. Pesawat medis itu berangkat dari Saudi pukul 22:00 WAS. Berdasarkan jadwal Medevac pembawa Hj Culan tiba pada Ahad siang.
Pemulangan itu melibatkan banyak pihak termasuk unsur pemerintah yang ada di Arab Saudi dan Indonesia. Selain itu, unsur Kerajaan Arab Saudi juga memudahkan pemulangan Hj Culan.