Selasa 26 Apr 2016 10:00 WIB

Menikmati Keindahan Paduan Seni Islam dan Romawi di Masjid Umayyah

Rep: C62/ Red: Achmad Syalaby
  Masjid Umayyah di Damaskus, Suriah.
Foto: albumislam.com
Masjid Umayyah di Damaskus, Suriah.

Masjid Umayyah berdiri di tanah yang dianggap suci selama setidaknya 3.000 tahun. Sekitar 1.000 tahun sebelum Masehi, kaum Aram membangun kuil di lokasi di mana masjid ini berdiri sebagai tempat pemujaan terhadap Hadad, dewa badai dan petir. Sebuah basal orthostat (batu) yang berasal dari periode ini, bergambar sphinx, ditemukan di sudut timur laut masjid.

Pada awal abad pertama Masehi, bangsa Romawi tiba dan membangun sebuah kuil besar untuk Dewa Jupiter atas kuil Aram. Kuil Romawi ini berdiri di atas serambi empat persegi panjang (temenos) yang berukuran sekitar 385 meter 305 meter, dengan menara persegi di tiap sudutnya. Bagian dinding luar temenos masih bertahan, namun hampir tak ada yang tersisa dari kuil itu sendiri.

Pada akhir abad ke-4, kawasan kuil menjadi situs suci Kristen. Kuil Jupiter dihancurkan dan sebuah gereja dibangun di atasnya sebagai persembahan kepada Yohanes Sang Pembaptis. Kaisar Theodosius (330 M) melarang penyembahan dewa-dewa dan mengubah bangunan ini menjadi sebuah gereja katedral dengan nama Gereja St John Baptist Basilika.

Gereja tersebut diyakini sebagai tempat untuk mengabadikan kepala Yohanes, dan menjadi situs paling penting sebagai tujuan ziarah di era Byzantium. Semasa Dinasti Umayyah (661-750 M), Damaskus menjadi ibu kota dunia Islam. Para khalifah Umayyah yang memerintah dari Damaskus menguasai seluruh kawasan, mulai dari Spanyol hingga ke India. Sejarah mencatat, peradaban Islam telah meninggalkan banyak bangunan indah di Damaskus, ibu kota negara Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement