REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Muhammadiyah membentuk tim reaksi cepat menghadapi bencana bernama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Tim MDMC ini memberikan sosialisasi dan penyuluhan kesiagaan menghadapi bencana di lingkungan umum terutama sekolah.
Tim MDMC dibentuk pertama kali di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 7 Bandung. Bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, MDMC memberikan simulasi penanganan serta evakuasi saat menghadapi kebakaran.
Koordinator PRBK (Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan) MDMC Budi Santoso mengatakan Bandung merupakan wilayah dengan tingkat ancaman kebakaran yang tinggi. Karena itu, perlu ada sosialisasi untuk kesiagaan serta penanganan dari lingkungan sekolah.
"Ini program percontohan pertama bekerja sama dengan Pemkot Bandung dari DPPK (Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran) dan kami dari Muhammadiyan melalui MDMC," kata Budi kepada Republika di SD Muhammadiyah 7 Bandung, Antapani, Kota Bandung, Jumat (1/4).
Menurut dia, sekolah merupakan tempat penting untuk memberikan pemahaman bagaimana menyikapi bencana yang bisa saja tiba-tiba terjadi. Apalagi, sekolah merupakan tempat di mana banyak terdapat kelompok rentan. "Kelompok rentan yang terdiri dari anak-anak sekolah ini yang perlu diselamatkan," ujarnya.
MDMC bertujuan penguatan berbasis komunitas sekolah. Hal ini dinilai penting karena meskipun ada petugas penanganan bencana yang disiapkan pemerintah, peran serta masyarakat lebih dini menjadi salah satu aspek yang sangat membantu. Sehingga perlu diberikan pengetahuan.
Dalam simulasi yang digelar, tim DPPK dan MDMC mempraktikkan penanganan bencana kebakaran. Di mulai dari pemadaman awal hingga evakuasi korban. Sementara para murid seolah dikumpulkan di lapangan sesuai dengan SOP penanganan bencana.
Sasarannya, ujar dia, para murid dilatih agar tidak panik. Serta guru-guru yang diberi pemahaman agar siaga dengan membentuk tim Disaster Awareness Education Center (DAEC).