Kamis 31 Mar 2016 20:04 WIB

Warga Singapura Diminta Rangkul Komunitas Muslim

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Muslim Singapura
Foto: AP
Muslim Singapura

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Dalam Negeri dan Hukum Singapura K. Shanmugam menyerukan pada warga non-Muslim Singapura untuk merangkul komunitas Muslim guna membangun persatuan sosial. Dilansir dari The Strait Times, Kamis (31/3), Shanmugam menyatakan warga negara tersebut memiliki kewajiban untuk saling merangkul setelah timbulnya serangan teror yang mengancam kepercayaan antarkomunitas di Singapura.

"Apapun itu, kita sebagai warga Singapura bersama-sama dan melawan hal lain," tegasnya.

"Sebanyak 85 persen (warga, red) non-Muslim memiliki kewajiban untuk merangkul komunitas Muslim dan memastikan ikatan yang terbentuk sangat kuat," tambahnya.

Shanmugam menyadari pasca serangan-serangan teror di Eropa dan Amerika Serikat, meningkat pula serangan terhadap Muslim hingga tiga kali lipat. Walau tidak ada ancaman semacam itu terjadi di Singapura, ia mengingatkan bahwa ada kemungkinan warga non-Muslim akan mulai memiliki pandangan negatif terhadap Muslim walau mereka tidak menyuarakannya. Shanmugam juga melihat adanya kekhawatiran umat Islam terkait meningkatnya Islamofobia di Singapura.

Sebelumnya, Shanmugam mengunjungi Dewan Keagamaan Islam Singapura (Muis) dan Madrasah Irsyad Zuhri. Dalam kunjungannya, beberapa pelajar mengangkat isu mengenai Islamofobia di Singapura. Mereka menganggap hal itu adalah ancaman yang harus ditangani oleh pemerintah secepatnya. Jika warga non-Muslim memiliki prasangka buruk terhadap Muslim, maka itu akan mempermudah kelompok radikal merekrut anggota baru.

"Jika 85 persen warga non-Muslim mulai mengidap Islamofobia, itu adalah yang diinginkan para teroris. Ketika komunitas Muslim merasa termarginalkan dan didiskriminasi, saat itulah muncul lahan subur untuk rekrutmen," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement