Ahad 27 Mar 2016 08:27 WIB

Mencari Ridha

Rep: Hafidz Muftisany/ Red: Agung Sasongko
Cuaca di Makkah setelah musibah crane jatuh, Jumat (11/9)
Foto:

Tumbuhnya ridha di dalam hati didahului oleh tumbuhnya mahabah atau cinta. Kecintaan kepada Allah SWT menyebabkan hati ridha kepada-Nya. Imam Al-Ghazali membuat perumpamaan mengenai tumbuhnya ridha dari rasa cinta bahwa laksana seseorang yang sedang dimabuk asmara.

Suatu ketika orang yang dimabuk asmara itu sedang asyik memikirkan buah hatinya dan saat itu tidak akan tampak orang lain selain buah hati yang sangat dirindukannya tersebut. Meskipun seseorang memanggilnya, ia tidak akan mendengarnya karena hatinya telah terpaut sepenuhnya kepada kekasihnya itu.

Demikian pula dengan orang yang sedang asyik mencintai sang Maha Kekasih, Allah. Semua yang datang dari Allah niscaya akan menyenangkan hatinya dan kalbunya terasa lega dalam menghadapi ketentuan dari Allah.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya, Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung dengan hikmat dan keagungan-Nya telah menjadikan kesenangan dan kegembiraan pada ridha dan yakin. Ia pun menjadikan kesedihan dan kedukaan pada ragu dan kedongkolan." (HR At-Tabrani).

Keridhaan seseorang terhadap ketentuan Allah bukan tidak berbalas karena Allah pasti akan membalasnya dengan ridha juga. Dalam Alquran dijelaskan, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya." (QS al-Bayyinah [98]:7).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement