Ahad 06 Mar 2016 08:08 WIB

Jaga Akidah, Pilihlah Guru yang Baik

Rep: Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Kajian keagamaan merupakan salah satu cara membentengi akidah umat (ilustrasi).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Kajian keagamaan merupakan salah satu cara membentengi akidah umat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam mempelajari akidah, seorang Muslim hendaknya memilih guru yang baik. Guru tersebut harus mampu memahami kebutuhan spiritual muridnya. Seseorang bisa saja belajar pada beberapa guru untuk perkara-perkara tertentu, misalnya fikih, akhlak, dan lain-lain. Namun, akan lebih baik jika ada seorang guru yang mampu memahami perkembangan spiritualnya, sehingga materi yang perlu diajarkan akan diberikan dengan tuntas.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Islam (PB Persis) Ustaz Irfan Syafruddin mengatakan belajar agama Islam tak seharusnya dilakukan secara otodidak, baik melalui buku, artikel, video, maupun rekaman. Kehadiran guru secara fisik sangat penting untuk menjawab pertanyaan yang muncul dan memberikan pemahaman yang benar.

"Yang paling baik, belajar Islam itu ke lembaga pendidikan atau ke lembaga yang kita kenal. Itu salah satu cara menghindari penyimpangan. Atau kepada kiai atau ustaz yang sudah dikenal," ujar Ustaz Irfan.

Sayangnya, saat ini beban dakwah yang diemban para ulama lebih berat dengan banyaknya guru dan tokoh agama yang meninggalkan area pedesaan ke kota-kota besar. Ada pula upaya untuk melemahkan para ulama dengan berbagai isu.

"Kelemahan itu yang dicari dan di blow up. Padahal dalam Islam, kelemahan atau aib itu harusnya ditutupi," kata Ustaz Irfan.

Dalam menuntut ilmu, seorang Muslim hendaknya bersifat adil. Artinya, suatu ilmu harus dipelajari dari hal yang paling dasar. Secara berurutan pembelajaran agama Islam hendaknya dimulai dari akidah, ibadah, akhlak, kemudian muamalah.

Untuk dapat menguasai semua itu, umat Islam perlu memahami Bahasa Arab dan tajwid sebagai modal untuk mempelajari Alquran dan Hadis. Setelah itu, pembelajaran dapat beranjak pada hafalan Alquran dan hadis. Tahapan selanjutnya, yaitu menganalisa Alquran dengan metode tafsir yang telah ada, serta menganalisa hadis dengan syarahnya. Di tahap akhir, ilmu agama yang telah dipelajari hendaknya diimplementasikan dalam kehidupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement