Jumat 04 Mar 2016 14:41 WIB

Siapa itu Al-Magdhub dan Al-Dhalin?

Al Fatihah
Foto: Muslimcorner.com
Al Fatihah

Oleh: Prof. Nassarudin Umar, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah

 

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Akhir surah al- Fatihah ialah: Gair al-magdhub `alai him wa la al-dha lin (bukan (jalan) mereka yang di murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat).

Secara kebahasaan kata al-magdhub berarti dimurkai dan al-dhalin berarti sesat, namun dibentuk bahasa yang digunakan tidak menampilkan pelaku (fa'il), sehingga tidak jelas siapa yang memurkai dan siapa yang disesatkan.

Pada umumnya tafsir-tafsir popular (mu'tabarah) seperti Tafsir al-Jalalain, Tafsir Al-Qur'thubi, Tafsir Ibn Katsir, dll, menafsirkan al-mag dhub (yang dimurkai) ialah orang-orang Yahudi. Sedangkan al-dhalin (yang sesat) ialah orang- orang Nasrani.

Penafsiran seperti ini dihubungkan dengan penjelasan ayat dalam Alquran, seperti al-magdhub dihubungkan dengan ayat, "wagadhiba Allahu `alaihi wa la'ana hu..." (dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya... QS an-Nisa' [4]:93). Sedangkan orang-orang Nasrani dikatakan dalam Alquran, "Qad dhallu min qablu wa adhallu katsiran (orang- orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia)/QS al- Maidah [5]:77).

Dalam penjelasan terdahulu di katakan bahwa sesungguhnya Allah SWT lebih menonjolkan diri sebagai "Maha Pengasih Maha Penyayang" (al-Rahman al- Rahim), sebagaimana ditegaskan dalam ayat pertama dan ketiga.

Kalangan ulama tafsir sufi (isyari) tidak menyebutkan Allah SWT yang memurkai dan menyesat tetapi para makhluk di sekelilingnya.

Tuhan tidak mengatakan, "Gair alladzi gadhab Allah `alaihim wa la al-dhalin (Bukan (jalan) mereka yang dimurkai Allah dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat). Bagi kalangan mufassir isyari, bentuk ayat tersebut menunjukkan orisinalitas Tuhan yang sesungguhnya bukan pembenci tetapi penyayang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement