Jumat 04 Mar 2016 15:15 WIB

Yuk, Pahami Nikmat Rahmaniyah dan Lahiriah

Al Fatihah
Foto: Muslimcorner.com
Al Fatihah

Oleh: Prof. Nassarudin Umar, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cara memahami ayat di atas menurut kalangan sufi , seperti Ibn Arabi (Juz 1 h.9) sbb: "al-magdhub `alaihim ialah mereka yang terhenti di dalam pengabdian lahiriah dan terhijab oleh nikmat rahmaniyah dan kenikmatan lahiriah.

Mereka tidak dapat merasakan kenikmatan lahiriah dan keindahan batin karena terjebak di dalam alam pikiran seperti kaum Yahudi. Jika mereka selalu mengajak kepada kesenangan lahiriah maka sudah tentu akan mendapatkan murka sebagaimana halnya orang-orang yang terhijab oleh hijab-hijab dhulmani, yang menjauhkan dirinya dari Tuhan.

Sedangkan yang dimaksud al- dhalin yaitu mereka yang terjebak di dalam pengabdian yang bersifat serbakebatinan, yang sesungguhnya tidak lain adalah juga menghijab dirinya dengan Tuhan.

Mereka juga tidak bisa merasakan kebahagiaan dan kedamaian pari purna karena terlalu berorientasi kepada substansi batiniah, seperti halnya orang-orang Nasrani. Jika al-magdhub terhijab dengan hijab kegelapan (al-hujub al-dhulmani)

maka al-dhalin terhijab dengan hijab cahaya kesilauan (al-hijab al- nurani). Kedua hijab ini sama-sama menjatuhkan.

Hijab dhulmani jatuh karena kegelapan dan hijab nurani jatuh karena kesilauan.

Orang-orang yang mendapatkan nikmat (shirath al-ladzina an'amta `alaihim) ialah mereka yang menyeimbangkan kedua kutub pandangan tersebut. Dengan demikian penempuh jalan lurus (al-shirath al-mustaqim) ialah mereka yang menyeimbangkan antara kedua komponen yang berseberangan di atas, yaitu kelompok orang-orang Yahudi yang cenderung lebih rasional dan formal-logis.

Hal ini sejalan dengan apa yang sampaikan Tuhan dalam Alquran, "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS an-Nisa' [4]:64-65).

Penghayatan lebih mendalam terhadap ayat demi ayat surah al- Fatihah menjanjikan ketenangan dan kedamaian di dalam batin seseorang. Nama surah al-Fatihah sendiri sering disebut surah as- Syifa' atau surah penyembuhan dari segala penyakit, baik dari segi tumbuhnya kesehatan fisik maupun kesehatan nonfisik. Jika penghayatan kita terhadap bacaan surah al-Fatihah maka serta merta keajaiban shalat lima waktu akan terasa dalam kalbu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement