Selasa 09 Feb 2016 10:53 WIB

Ada Alasan Kaarem Abdul Jabbar Memilih Islam

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Kareem Abdul Jabar
Foto:
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak pertanyaan yang muncul mengapa ia beralih Muslim dan mengubah namanya. Bagi orang terdekatnya, nama tersebut sulit diucapkan oleh warga Amerika. Beberapa penggemar bertanya langsung seolah-olah ia adalah pelaku pengeboman tempat ibadah yang tidak memiliki rasa nasionalis.

Puncak ketidaksetujuan publik atas keislaman mantan pebasket profesional ini mengkristal ketika keluarganya diserang oleh Kristen semburan Ku Klux Klan dan rumahnya dibakar oleh kelompok sempalan KKK Black Legion.

Kendati begitu, banyak halangan yang dihadapi Abdul Jabbar, tetapi ia tidak pernah goyah atau menyesali keputusannya.

Bahkan, jika waktu bisa diputar, ia berharap bisa menjadi mualaf dengan cara yang lebih pribadi tanpa ada publisitas dan komentar dari banyak orang. Dengan demikian, tidak akan ada pihak yang mencela keputusannya dan mengaitkannya dengan ras ataupun kelompok tertentu.

Menurut pria yang bermain dalam 20 musim liga basket ini, kebanyakan orang terlahir dengan agama yang telah dianut oleh orang tuanya. Mereka menganggap agama adalah warisan dan kenyamanan. Keyakinan hanya didasarkan pada iman, bukan karena pemahaman akan ajaran agama. Dengan begitu, agama diterima dari keluarga dan sebagai bagian dari budaya.

Namun, baginya, agama merupakan masalah keyakinan yang begitu dalam. Keyakinan yang ia rasakan didasari pada kombinasi iman dan logika karena perlu alasan kuat untuk meninggalkan tradisi keluarga dan masyarakat. Untuk itu, menjadi mualaf dapat mengakibatkan kehilangan keluarga, teman, dan dukungan masyarakat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement