Ahad 07 Feb 2016 02:58 WIB

Bentengi Diri dengan Akidah

Rep: sri handayani/ Red: Damanhuri Zuhri
Ahmad Satori Ismail
Foto:
belajar agama pada lembaga pendidikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Persatuan Islam (PB Persis) Ustaz Irfan Syafruddin mengatakan belajar agama Islam tak seharusnya dilakukan secara otodidak, baik melalui buku, artikel, video, maupun rekaman.

Kehadiran guru secara fisik sangat penting untuk menjawab pertanyaan yang muncul dan memberikan pemahaman yang benar.

"Yang paling baik, belajar Islam itu ke lembaga pendidikan atau ke lembaga yang kita kenal. Itu salah satu cara menghindari penyimpangan. Atau kepada kiai atau ustaz yang sudah dikenal," ujar Ustaz Irfan.

Sayangnya, saat ini beban dakwah yang diemban para ulama lebih berat dengan banyaknya guru dan tokoh agama yang meninggalkan area pedesaan ke kota-kota besar. Ada pula upaya untuk melemahkan para ulama dengan berbagai isu.

"Kelemahan itu yang dicari dan diblow up. Padahal dalam Islam, kelemahan atau aib itu harusnya ditutupi," kata Ustaz Irfan menerangkan.

Dalam menuntut ilmu, seorang Muslim hendaknya bersifat adil. Artinya, suatu ilmu harus dipelajari dari hal yang paling dasar. Secara berurutan pembelajaran agama Islam hendaknya dimulai dari akidah, ibadah, akhlak, kemudian muamalah.

Untuk dapat menguasai semua itu, umat Islam perlu memahami Bahasa Arab dan tajwid sebagai modal untuk mempelajari Alquran dan Hadis. Setelah itu, pembelajaran dapat beranjak pada hafalan Alquran dan hadis.

Tahapan selanjutnya, yaitu menganalisa Alquran dengan metode tafsir yang telah ada, serta menganalisa hadis dengan syarahnya. Di tahap akhir, ilmu agama yang telah dipelajari hendaknya diimplementasikan dalam kehidupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement