Sabtu 23 Jan 2016 06:53 WIB

Masjid Istiqlal Jadi Paru-Paru Spiritual Indonesia

Rep: syahruddin el-fikri/c23/ Red: Damanhuri Zuhri
Menlu AS John Kerry (melambai) mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, ditemani Imam Besar masjid itu, KH Ali Mustafa Yakub (ke tiga kiri), Ahad (16/2).
Foto: ANTARA FOTO/Fanny Octavianus/ama/14.
Menlu AS John Kerry (melambai) mengunjungi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, ditemani Imam Besar masjid itu, KH Ali Mustafa Yakub (ke tiga kiri), Ahad (16/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Istiqlal akan menjadi paru-paru spiritual Indonesia. Tekad tersebut diungkapkan Prof Dr Nasaruddin Umar usai dikukuhkan sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal periode 2016-2020.

“Kalau hutan itu adalah paru-paru dunia, kita perlu oase dan paru-paru spiritual,” ujar Nasaruddin kepada Republika di Jakarta, Jumat (22/1).

Mantan wakil menteri agama (wamenag) itu dikukuhkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (22/1), di Kantor Kementerian Agama, Jalan Thamrin, Jakarta. Menag juga menetapkan Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal.

Selain bertekad untuk menjadikan Istiqlal sebagai paru-paru spiritual Indonesia, Nasaruddin juga menegaskan, Masjid Istiqlal juga harus tetap menyimbolkan negara. “Dengan ciri keislaman moderat, bercorak rahmatan lil alamin,” ujarnya.

Nasaruddin juga akan menjadikan Masjid Istiqlal sebagai lambang persatuan dan kesatuan umat Islam. “Sebagai simbol pemersatu umat Islam dari berbagai mahzab,” ucapnya.

Masjid Istiqlal, kata dia, juga harus menjadi simbol toleransi antarumat beragama. Sebab, ungkap Nasaruddin, ada rumah ibadah agama lain di dekat Masjid Istiqlal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement