Rabu 13 Jan 2016 05:01 WIB

Maksimalkan Penglihatan

  “Cerita saya banyak dialami warga Aborijin,” ujar Steve Widders, pria Aborijin dengan degenerasi penglihatan.
Foto: abc news
“Cerita saya banyak dialami warga Aborijin,” ujar Steve Widders, pria Aborijin dengan degenerasi penglihatan.

Oleh: Ina Salma Febriany

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah Swt telah menciptakan  manusia dengan kesempurnaan yang luar biasa dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain. Penciptaan serangkaian indera hasil Maha Karya-Nya itu berfungsi dengan baik juga sesuai dengan kondisi manusia itu sendiri.

Dari ujung rambut, hingga ujung kaki, tidak ada penciptaan yang dapat kita dustai manfaatnya; sekecil apapun. Namun, seringkali manusia lalai untuk mensyukurinya. Padahal, andai saja manusia mau merenung, mereka temukan bahwa jika satu saja panca indera ciptaan-Nya enggan untuk berfungsi, pasti mereka tidak mampu untuk memaksimalkan potensi diri.

Tak ubahnya dengan mata. Pemberian indera dua penglihatan ini sangatlah bermanfaat bagi seluruh makhluk hidup tak terkecuali manusia. Jika salah satunya saja sakit atau hilang fungsinya, manusia akan merasa tidak berdaya.

Selain memang banyak yang ditakdirkan untuk tidak dapat melihat betapa indah-Nya ciptaan Allah melalui fungsi mata, Allah tetap tidak membedakan manusia dari fisiknya. Inna akramakum indallahi atqaakum—Sungguh Allah memuliakan kalian karena ketaqwaan, demikian Allah uraikan dalam Qs Al Hujuraat: 6, bukan saja karena sempurna dan lengkapnya fisik manusia. Oleh karenanya, meski ada beberapa saudara kita yang kurang sempurna secara fisik, tidak sedikit dari mereka justeru sangat giat beribadah dan istimewa di hadapan-Nya.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda, “Ada dua mata yang dihindarkan Allah dari siksa api neraka, yakni mata yang menangis ketakutan karena dosa dan mata yang terjaga demi jihad di jalan-Nya,” (HR Tirmidzi)

Poin penting dari hadits di atas adalah bentuk kemaksimalan manusia dalam mensyukuri ni’mat penglihatan pemberian Tuhan. Hadits tersebut tidak menyebutkan bentuk mata, keindahannya, jenis mata siapa, melainkan bagaimana sebaiknya mata difungsikan demi kebaikan. Ada dua mata yang telah disebutkan di atas yakni mata yang senantiasa menangisi dosa-dosa karena saking banyak dan takut tak diampuni Allah. Juga mata yang terjaga pada waktu peperangan atau jihad di jalan-Nya berupa bangun malam (qiyamullalil) dan tadarus. Dimana dua rutinitas ibadah itu adalah seutama-utamanya ibadah dimana doa-doa pasti diijabah. Bacaan quran pun demikian, langsung disaksikan oleh para malaikat Allah, demikian intisari dari firman Allah Qs Al-Muzzammil ayat 1-6.

Setidaknya, jika diri kita belum sanggup memaksimalkan dua penglihatan, ada usaha sungguh-sungguh untuk benar-benar menggunakan dua mata kepada hal-hal yang diridhai Allah. Berusaha untuk mengurangi atau melihat hal-hal negatif adalah salah satu cara agar mata mudah menangis; baik menangis karena hati yang terharu akan kebesaran-Nya maupun diri yang malu karena betapa banyak dosa yang dilakukan akibat lemahnya menjaga pandangan.

Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk memaksimalkan potensi penglihatan. Aamiin

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement