Rabu 06 Jan 2016 21:57 WIB

'Jangan Putus Asa Mendidik Anak'

Rep: c35/ Red: Agung Sasongko
Mendidik Anak (ilustrasi)
Foto: ROL/Agung Sasongko
Mendidik Anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Saudara Muslimah (Salimah) Aan Roihanah berharap orangtua tak mudah putus asa dalam mendidik anak. Apabila merasa berat, mintalah kemudahan kepada Allah.

Karena hanya Dia yang mampu mengembalikan apapun dengan kun fayakun. Jangan pernah seklipun memvonis mengatai anak saat anak masih kecil. "Istighfar, jangan salahkan anak-anak, introspeksi diri. Anak itu dilahirkan fitrah," ujarnya.

Ibnu Hajar misalnya, ketika masih anak-anak dia disekolahkan di pesantren selama lima tahun tapi tidak menghasilkan apa-apa. Namun orang tuamya tidak mempersoalkan sekolahnya.(Baca Juga: Perdengarkanlah Lantunan Alquran di Rumah)

Setelah delapan tahun tidak bisa dikembangkan lagi, maka si anak dipulangkan. Di jalan pulang Ibnu Hajar melihat batu yang ditetesi air. Maka tergerak hatinya dan kembali ke pesantren serta belajar dengan sungguh-sungguh, akhirnya berhasil menjadi ulama penulis besar.

Selanjutnya, seorang ibu harus pandai menjaga keikhlasan. Aan meyakini ikhlas adalah amal hati yang berat. Ikhlas ada tiga hal yaitu sebelum beramal, ketika beramal, dan setelah beramal. Jangan membuka kelemahan kita di depan keluarga kita. Misal, kekurangan suami jangan dibuka ke mertua atau ipar-ipar. Karena membuka kelemahan adalah tanda tidak sabar.

Ibu juga harus meninggalkan hal-hal yang tidak berguna dan tidak asal berbicara. Seperti firman Allah swt. dalam QS Qaf (50:18) bahwa setiap kata dicatat malaikat. Juga, seorang ibu harus taat kepada suami dan mengakui hak-haknya adalah jihad. Jika ibu tidak sabar, tidak ikhlas dan mudah dirusak keikhlasannya oleh anak kecil, maka ibu tersebut dianggap tidak cerdas menjadi seorang ibu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement