Jumat 01 Jan 2016 01:33 WIB

Pemkot Yogyakarta Bangga Terhadap Pelaksanaan Tablig Akbar Republika

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Bayu Hermawan
Alquran
Foto: muslimdaily.net
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Wakil Walikota Yogyakarta, Imam Priyono mengaku bangga terhadap pelaksanaan Tablig Akbar Akhir Tahun Republika, Kamis (31/12) malam. Terlebih 80 persen peserta yang hadir adalah anak muda, padahal kegiatan itu dilaksanakan bertepatan dengan malam tahun baru.

"Saya bangga banyak anak muda yang datang di sini," katanya dalam sambutan pembukaan Tablig Akbar.

Ia pun meyakini, peserta tablig akbar memiliki hati dan nurani yang bersih. Sehingga Allah memudahkan mereka untuk melangkah ke majelis ilmu di Masjid Syuhada.

Dalam kesempatan tersebut, Imam juga meminta kepada jamaah untuk mendoakan agar pemerintah di Indonesia dapat anamah dan tidak dzalim. Ia pun mengimbau agar seluruh jamaah dapat saling mendoakan dalam kebaikan.

Imam meminta agar umat bersandar pada nilai-nilai Islam. Sebab menurutnya islam merupakan agama yang mengajarkan keselamatan. Ia pun berharap agar masjid-masjid lain di Yogyakarta dapat melaksanakan agenda serupa yang hamper sama dengan tablig akbar menjelang tahun baru.

Kepala Biro Republika Yogyakarta, Fachrul Ratzi menyampaikan ungkapan syukur atas kelancaran yang diberikan Allah SWT dalam acara tablig akbar. Ia berharap agenda tahunan di tiga kota besar ini dapat menginsirasi lembaga lain untuk melakukan hal yang sama. Ia juga mengemukakan, pemakmur masjid akan dimasukkan dalam golongan orang-orang beriman.

"Orang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid akan mendapatkan perlindungan di akhirat nanti. Semoga agenda ini akan berlangsung juga di tahun-tahun selanjutnya," jelasnya.

Sebagai perwakilan dari Takhmir Masjid Syuhada, Nasirudin menyampaikan, acara Tablig Akbar Republika merupakan kesempatan strategis. Karena acara ini dapat mempertemukan antara ulama, pemerintah, dan masyarakat sekaligus.

"Semoga dengan acara ini Allah mengangkat derajat kita," ucapnya.

Dalam agenda besar ini ada tiga pembicara yang menyampaikan tausiah secara bergantian. Pertama Ustad Solihuddin yang menyampaikan mengenai pentingnya memanfaatkan waktu untuk memperbaiki kehidupan. Ia mendorong para jamaah untuk bersikap optimis dalam merubah diri menjadi lebih baik.

"Setiap bergantinya hari, kita harus meningkatkan amal shaleh," ujarnya.

Ia pun mengingatkan, pukul 00.00 di malam tahun baru tidak selayaknya menjadi sesuatu yang spesial bagi seorang muslim. Sebab ada waktu lain yang lebih spesial, yaitu pukul 03.00. Di mana seseorang bias bangun melaksanakan tahajud.

Kedua, Kang Fuji yang memaparkan mengenai delapan kunci sukses dunia akhirat. Antara lain, memandang hidup sebagai waktu untuk menunggu shalat dan dishalatkan, membiasakan berwudhu, solat dhuha, tahajud, sedekah sebelum pukul 09.00 pagi, bersikap baik pada keluarga, memaafkan semua orang yang telah menyakiti hati kita, serta senantiasa berpikir untuk membantu orang lain.

Ketiga, Jamil Azzaini yang menjelaskan mengenai cara meraih kesuksesan. Setidaknya ada rumus empat on yang ia kemukakan. Vision, di mana hidup harus memiliki visi, terutama yang tertulis.

Action yang harus dilaksanakan dengan kerja keras, cerdas, dan ikhlas. Passion, dimana dalam melakukan sesuatu kita harus memiliki kecenderungan yang kuat. Colaboration, yakni kemampuan untuk menjalin hubungan sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement