Senin 28 Dec 2015 19:12 WIB

Eka Permana Terpilih Jadi Ketua Umum PP Pemuda Persis

Rep: jok/ Red: Muhammad Subarkah
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan dalam pembukaan Muktamar XV Persatuan Islam (Persis) dan Muktamar XII Persistri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (21/11).
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan dalam pembukaan Muktamar XV Persatuan Islam (Persis) dan Muktamar XII Persistri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, Bandung – H Eka Permana Habibilah akhirnya terpilih menjadi ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Persis yang berlangsung dalam Muktaman ke XII di Ponpes Persis Ciganitri, Kabupaten Bandung. Eka ditetapkan sebagai ketua umum terpilih dalam musyawarah yang berlangsung Senin  (28/12) dini hari. Ia menjadi ketua umum PP Pemuda Persis masa  jihad 2015-2020 dengan mengantongi   206 suara.

Urutan kedua perolehan suara diraih Hamdan dengan 116 suara, posisi ketiga ditempati Nashrudin Syarief (tujuh suara), dan Lam-lam Pahala dengan enam suara.

‘’Pemilihan ketua umum ini berlangsung sangat demokratis,’’kata ketua Panitia Muktamar Pemuda Persis ke XII, Muslim Nurdin dalam rilis yang diterima Republika, Senin (28/12).

Usai terpilih menjadi ketua umum PP Pemuda Persis, Eka mengungkapkan, sesuai dengan fungsinya sebagai ormas otonom kaderisasi jam’iyyah Persis, pihaknya akan tetap fokus pada program-program pengkaderan, pembinaan anggota menjadi kader berkualitas di setiap bidangnya.

‘’Insyallah kita akan tetap mengarahkan semua anggota Pemuda Persis menjadi manusia yang jujur akan ilmunya. Karena tujuan utama sebagai mahluk adalah menjadi hamba Allah yang  istiqomah menjalankan amanah-Nya. itulah yang dimaksud dengan kejujuran dalam beragama, sesuai dengan sabda Rasullah Shallallauhu’alaihi Wassalam,’’ujar dia.

Dikatakan Eka puncak dan hakekat beragama adalah adanya kejujuran pada setiap manusia.  Menanggapi aka mewabahnya hedonisme sebagai virus global yang juga mulai menjangkiti kalangan muda, ia berpendapat bahwa semua penyakit hati berasal dari ketidakjujuran terhadap ilmu, termasuk hedonism yang hanya berorientasi  duniawi. ‘’Oleh karena itu seperti yang Rasullalah  lakukan yakni dengan mengingatkan dan membuktikan serta muraaqabah (kontroling)  istimar,’’ tutur dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement