REPUBLIKA.CO.ID, KINGSTON -- Menjadi seorang Muslim di Jamaika, tidaklah mudah. Negara ini dikenal memiliki berbagai denominasi Kristen dan aliran kepercayaan.
Adalah Mustafa Muwakkil seorang mualaf dan Imam masjid An Nur di Port Maria, St. Mary, Jamaika menceritakan bagaimana Islam berkembang di negeri Rastafarian, negeri tempat kelahiran Bob Marley dalam 10 tahun terakhir.
Setelah menjadi penganut Kristen dan kepercayaan tradisional Karibia lebih dari 40 tahun, Mustafa Muwakkil akhirnya memutuskan menjadi mualaf dan pendakwah Islam Jamaika. Kini kurang lebih 26 tahun, pria yang juga fasih berbahasa Arab ini memimpin Islam dan mengajarkan Alquran di kawasan St. Mary.
Meningkatnya gagasan anti Islam dan Islamofobia di benua Amerika dan Eropa membuat Muwakkil angkat bicara. Menurut dia Islam justru memiliki kemuliaan sebagai satu kepercayaan.
"Alasan mendasar saya menerima Islam adalah pokok ajaran yang ketat, keesaan sang Pencipta, sebagaimana Allah menggambarkan dirinya dalam Alquran," katanya dilansir dari Jamaica-Gleaner, Sabtu (26/12).
"Islam memisahkan penyembahan kepada sang Pencipta dari hal-hal yang sifatnya kreatifitas manusia, dengan kata lain kita menyembah Tuhan bukan atas dasar tata cara yang kita ciptakan. Sehingga ibadah tidak bisa dicampur adukkan dengan apapun dan siapapun," jelasnya.