REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggagas dan kreator pariwisata halal Indonesia, Sapta Nirwandar, menilai, potensi pariwisata halal Indonesia terlampau besar untuk dibiarkan tanpa pengembangan. Modal untuk menjadi pemain utama pariwisata halal dunia itu, kata Sapta, antara lain karena Indonesia memiliki potensi alam dan budaya yang indah, kaya, dan beragam.
Belum lagi, kata dia, Indonesia pun memiliki sekian banyak budaya dan peninggalan Islam, yang relevan dengan pariwisata halal. Terlebih, kata dia, banyaknya populasi penduduk Muslim di dunia membuat potensi wisata halal menjadi besar.
"Penduduk Muslim di dunia mencapai 1,6 miliar jiwa. Dari 1,6 miliar itu 200 juta di Indonesia. Nah, itu kan ada market. Jadi, harus kita manfaatkan sebagai peluang, baik wisatawan dari luar maupun dari Indonesia," kata Sapta memaparkan.
Guna menjadi destinasi wisata halal dunia, tahun lalu Kemenpar telah menerbitkan pedoman halal untuk restoran dan hotel. Saat ini, kata dia, Kemenpar sedang membenahi proses sertifikasi halal agar lebih cepat dan transparan. Selain itu, pemerintah pusat dan daerah juga sedang menyiapkan sarana dan prasarana pendukung wisata halal ini. Seperti keberadaan restoran halal, hotel halal, dan sarana umum lainnya yang memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Menurut Sapta, untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi halal, tentu bukan tanpa tantangan. Masyarakat Indonesia masih menganggap restoran halal merupakan hal yang biasa. Padahal, bagi wisatawan mancanegara, informasi seputar restoran halal merupakan hal yang penting.