Rabu 16 Dec 2015 19:23 WIB

Karena Pesantren Tak Cuma Baca Kitab

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Andi Nur Aminah
pondok pesantren bahrul ulum tambak beras jombang, jawa timur mewisuda 154 santri
Foto:

Anggota BMT Bahrul Ulum sendiri sudah mencapai 850 orang  yang terdiri atas guru, karyawan dan masyarakat. Selain dari anggota, sumber dana BMT juga berasal dari alumni.

Soal alih bentuk transaksi dari tunai ke non tunai, Indra mengatakan Bahrul Ulum belum melakukannya karena sosialisasi dari bank belum ada.

Selain usaha jasa keuangan, MAN Tambak Beras Pondok Pesantrel Bahrul Ulum memiliki usaha daur ulang. Sejalan dengan Kurikulum 2013 yang mengamanatkan kewirausahaan dan pembentukkan karakter siswa, MAN Tambak Beras membekali santri dengan keterampilan agar mereka bisa mandiri kelak. ''Kami mendorong siswa untuk mengolah barang bekas jadi bernilai jual. Mereka dapat dua poin, kreativitas dan ekonomi,'' ungkap Indra.

Ada beberapa guru yang sudah mendapat pelatihan pengolahan bahan bekas menjadi barang laik guna dan jual. Hanya saja, mereka butuh promosi lebih atas produk daur ulang hasil karya santri. Misalnya saja songkok berbahan //gedebog// (pelepah) tanaman pisang.

Hal itu dibenarkan Pengajar prakarya dan seni budaya MAN Tambak Beras Pondok Pesantren Bahrul Ulum Jawa Timur M Akhyak. Pemasaran produk hasil daur ulang siswa-siswi MAN Tambak Beras masih terbatas.

Kalau pun melakukan penjualan online atau dalam jaringan (daring),  siswa-siswi MAN Tambak Beras baru memanfaatkan Facebook. Himpunan dan jejaring alumni jadi kanal lain pemasaran. Untuk pesanan, Akhyak mengatakan, ada tapi belum banyak.

''Masyarakat masih ragu soal kualitas. Orang Indonesia masih malu pakai produk yang tidak biasa seperti songkok pelepah pisang atau dompet kantung semen,'' ungkap pria yang kerap dipanggil Akhyak Kreatif oleh rekan-rekan sesama guru.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement