Jumat 11 Dec 2015 22:02 WIB

Ponpes Dawam Gelar Sarasehan Nasional Indonesia Damai (Bagian 2-Habis)

Suasana sarasehan nasional Indonesia Damai yang digelar di Ponpes Dawam Yogyakarta, Jumat (11/12).
Foto: Dok Dawam
Suasana sarasehan nasional Indonesia Damai yang digelar di Ponpes Dawam Yogyakarta, Jumat (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pondok Pesantren Darul Ulum Wal Hikam (Dawam) Yogyakarta bekerja sama dengan Bank Syariah Mandiri (BSM)  menyelenggarakan sarasehan nasional dengan tema "Indonesiaku Damai dan Nyaman Tanpa Caci Maki, Fitnah dan Adu Domba Atas Nama Apapun".

Sarasehan tersebut menampilkan nara sumber KH Ahmad Sugeng Utomo, Agus Dwi Handaya (direktur Bank Syariah Mandiri), KRT Noorwahyudi (konsultan), Agus Hindratno MT (dosen Teknik Geologi UGM), dan KH Ali As’ad (pengasuh Pondok Pesantren Nailul Ula Yogyakarta).

Agus Hindratna  mengungkapkan bahwa  warga Indonesia harus membangun jiwanya terlebih dahulu sebelum membangun raganya. “Egoisme diri harus ditekan demi terciptanya kehidupan yang nyaman dan aman di tengah-tengah pluralisme Indonesia,” tutur Agus Hindratna.

KRT Noorwahyudi menambahkan akan pentingnya memanusiakan orang lain. Beliau mengambil salah satu falsafah bijak yang berbunyi manusia menjadi manusia untuk memanusiakan orang lain. “Bahwa hidup itu bukan hanya untuk diri sendiri namun juga untuk sesama,” papar Noorwahyudi.

Sementara itu KH Ali As’ad berpendapat bahwa kekuatan warga Indonesia terletak pada kekuatan ideologi dan moral yang dianutnya. “Selain itu toleransi menjadi bagian penting untuk membangun Indonesia yang damai dan nyaman. Poin pendukung lain yang tidak kalah pentingnya yakni ukhuwah dan solidaritas serta idealisme bangsa,” tutur KH Ali As’ad.

Menurut Agus Dwi Handaya, ada empat pilar yang akan menjadikan Indonesia damai dan nyaman. “Pilar-pilar tersebut antara lain kemandirian ekonomi dan keislaman,” ujar Agus Dwi Handaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement