REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seluruh wilayah di Indonesia tengah melaksanakan Pilkada Serentak 2015. Momentum demokrasi ini merupakan kesempatan memilih pemimpin terbaik.
Seperti apa kriteria pemimpin terbaik menurut Islam. Seperti diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, ada tujuh macam orang yang diberi naungan Allah di hari akhir. Yaitu, pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam rangka beribadah kepada Allah, seseorang yang hatinya tertambat di masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, seseorang yang diajak berzina namun takut kepada Allah, seseorang yang sedekah namun menyembunyikan amalannya itu, dan seseorang yang mengingat Allah di dalam keadaan sepi lalu menangis. (HR Bukhari Muslim)
Rasulullah pun menggambarkan ciri pemimpin yang adil. Rasulullah bersabda, Abdullah bin Amr bin al-Ash berkata, pemimpin yang adil itu kelak akan menempati mimbar cahaya. Mereka ialah orang yang adil menerapkan hukum, juga terhadap keluarga, dan perihal apapun mereka diberi kekuasaan untuk mengaturnya. (HR Muslim dan Ahmad).
Kepada para sahabatnya, Rasulullah juga mengingatkan agar menjadi pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyat. Ketika pemimpin mencintai rakyatnya, juga mendoakan rakyatnya. Pada akhirnya, pemimpin tersebut dicintai dan didoakan rakyatnya untuk memperoleh kebaikan.
Setelah terpilih menjadi pemimpin, Rasulullah kepada sahabatnya mengingatkan agar setiap pemimpin mengangkat menteri dan pembantu yang saleh.
Seperti diriwayatkan Abu Said dan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, Tiada seorang nabi pun yang diutus Allah dan tidak pula Allah mengangkat seorang khalifah, melainkan nabi atau khalifah itu mempunyai dua pendamping.
Pendamping pertama menyuruh dan mendorongnya berbuat baik. Yang kedua, menyuruh dan mendorongnya berbuat jahat. Orang yang terjaga ialah yang dipelihara oleh Allah.
Diriwayatkan Aisyah, Rasulullah bersabda, apabila Allah menghendaki seorang pemimpin menjadi baik, Allah akan memberinya pembantu yang benar. Jika dia lupa maka pembantunya akan mengingatkannya. Dan jika ia ingat, pembantunya akan menolongnya.
Akantetapi, apabila Allah tidak menghendaki demikian, Allah memberinya pembantu yang buruk. Jika dia lupa, pembantunya tidak akan mengingatkan dan jika dia ingat, pembantunya tidak akan menolongnya. (HR Abu Dawud dan an-Nassai).