Ahad 06 Dec 2015 05:08 WIB

Musthofa Aqil Siradj Terpilih Jadi Ketua Asbihu NU

Peserta Manasik Umroh Akbar mendengarkan arahan tata cara pelaksanaan ibadah umroh di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (1/11).
Foto: Antara
Peserta Manasik Umroh Akbar mendengarkan arahan tata cara pelaksanaan ibadah umroh di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Sabtu (1/11).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- KH Musthofa Aqil Siradj terpilih sebagai Ketua Umum Asosiasi Bina Haji dan Umroh Nahdlatul Ulama (Asbihu-NU) pada Muktamar I organisasi itu di Cirebon, Jawa Barat, Ahad dini hari (6/12).

KH Musthofa yang juga adik kandung dari Said Aqil Siradj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2010-2015, terpilih secara aklamasi tepat pukul 00.00 WIB. Muktamar itu sendiri diikuti 258 peserta, dengan rincian peserta Asbihu NU (51), kelompok bimbingan ibadah haji atau KBIH (142), penguru cabang Nahdlatul Ulama atau PCNU (27), tamu undangan dan peninjau (38).

Asbihu-NU, kata Mustofa seusai terpilih menjadi ketua umum, memiliki posisi strategis dalam penyelenggaraan ibadah haji. Khususnya meningkatkan ketahanan aqidah jemaah haji dan umroh.

Menurut dia, asosiasi ini juga punya peran meningkatkan kemampuan warga Nahdlatul Ulama dalam berdakwah. Di sisi lain, jemaah haji dan umroh sangat polos sehingga tidak mustahil mudah dipengaruhi oleh paham yang tidak sesuai dengan Ahlussunnah wal Jamaah.

Untuk itu Asbihu-NU, kata Musthofa, perlu membentengi diri dari ajaran atau paham yang tidak sesuai itu. "Itulah sebabnya mengapa PBNU perlu memiliki wadah Asbihu-NU yang berperan untuk membentengi diri dari ajaran atau paham tak sesuai itu," katanya.

Pada bagian lain Musthofa mengingatkan para anggota Asbihu-NU untuk tidak melihat asosiasi itu dari sisi duniawi semata, tetapi harus dipandang dari sudut fungsi dan nilainya.

Ia mengumpamakan selembar uang Rp 100 ribu yang baru yang jika diperlihatkan atau dipertontonkan kepada khalayak ramai, pasti banyak orang berminat untuk memilikinya. Sebab, uang tersebut masih baru dan indah dipandang.

Namun jika lembaran uang baru tersebut diremes dan dikucek, akan tampak kusam. Meski begitu, orang banyak masih berkeinginan memilikinya karena tak memandang dari lusuhnya tetapi lebih kepada nilai uang bersangkutan.

Juga ketika uang itu diinjak kemudian menjadi kotor, banyak orang tetap berminat untuk mendapatkannya. Untuk itu, jika warga NU memanfaatkan wadah Asbihu-NU dengan niat ikhlas akan memberikan nilai tambah kepada organisasi dan bermanfaat bagi umat.

Sementara itu Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj ketika memberi pengarahan pada Muktamar tersebut mengingatkan agar para pengurus asosiasi itu untuk berkhidmad, yaitu mengedepankan kepada pelayanan kepada umat, khususnya jemaah haji dan umroh.

Ia menyambut gembira bahwa Asbihu-NU menargetkan setiap bulan dapat mengirim jemaah umroh sebanyak 10 ribu orang. Selain itu, Asbihu-NU juga harus meningkatkan peran dakwahnya. Asbihu-NU harus menjadi benteng dari paham yang bertentangan dan menyesatkan selama jemaah berada di Tanah Suci.

Asbihu-NU juga diminta untuk mengedepnakan profesionalisme. Asbihu-NU pun harus memperhatikan aspek bisnis dengan mengedepankan aspek gonimah, yaitu, bagaimana agar asosiasi mendapat manfaat dari terlaksananya penyelenggaraan umroh dan ibadah haji, katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement