Jumat 04 Dec 2015 06:50 WIB

Sejak Muda, Slamet Effendy Yusuf Tunjukan Karakter Pemimpin

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Agung Sasongko
Slamet Effendy Yusuf
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Slamet Effendy Yusuf

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sejak usia muda, almarhum KH Slamet Effendy Yusuf sudah menunjukkan karakter seorang calon pemimpin atau tokoh nasional. Kesan ini telah dilihat oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj yang telah mengenalnya sejak sekitar 1971-1972 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Yogyakarta.

Saat itu, Kiai Slamet menjabat sebagai Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Sebagai junior, Kiai Said sempat mendapat pelatihan dari Kiai Slamet selama di PMII. “Almarhum sebagai sosok yang berani, tegas, dan selalu peduli dengan juniornya,” ujarnya kepada Republika.co.id, Kamis (3/12).

Setelah itu, keduanya sempat berpisah karena Kiai Said melanjutkan studinya ke Timur Tengah. Sepulangnya dari sana, Kiai Slamet duduk menjadi wakil rakyat di DPR dan sudah memegang jabatan sebagai Ketua Umum GP Anshar selama sepuluh tahun.

"Jika DPR sedang membentuk tim konsep apapun, Slamet pasti masuk menjadi bagian di dalamnya," kata dia.

Kiai Said dan Slamet sempat dipertemukan sebagai ‘rival’ dalam dalam Muktamar NU di Makassar, Sulawesi Selatan periode 2010-2015. Said unggul dengan perolehan 294 suara dari Slamet yang mendapat 201 suara. “Saya mengungguli beliau, tapi almarhum dengan sportif mengucapkan dan siap bergabung dalam PBNU,” kata dia.

Kemudian saat Muktamar NU ke-33 di Jombang, Slamet menjadi salah satu tim sukses Said untuk kembali terpilih menjadi Ketua Umum PBNU. Slamet pun menjabat menjadi salah satu wakil ketua umumnya.

Pertemuan terakhir Said dan Slamet terjadi pekan lalu sepulangnya almarhum dari Brunei Darusalam. Kala itu Slamet usai melantik rekan-rekan NU di cabang istimewa Brunei. Kesempatan itu pun digunakan mereka untuk membicarakan banyak hal, termasuk bersenda gurau soal batu akik dan rencana kunjungan Said ke Pondok Pesantren Al Azhari, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah bulan ini.

Namun sayang sebelum rencana tersebut terlaksana, Kiai Slamet sudah kembali ke Sang Pencipta. “Insya Allah khusnul khotimah karena beliau seorang mukmin yang taat,” ujar Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement