Sabtu 21 Nov 2015 20:43 WIB

Makna Jihad Sejati di Mata JK

Rep: c 35/ Red: Indah Wulandari
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan kata sambutan sekaligus membuka Muktamar Persatuan Islam (Persis) yang Ke-XV di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (21/11).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan kata sambutan sekaligus membuka Muktamar Persatuan Islam (Persis) yang Ke-XV di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA --  Wakil Presiden Jusuf Kalla bersyukur sebagian besar umat Muslim di Indonesia memahami tentang makna  jihad atas nama agama yang sejati.

JK menjelaskan, terdapat lima jenis jihad, yaitu jihad tarbiyah (pendidikan), dakwah, iqtishadiyah (ekonomi), hatariyah (peradaban) yang  menjadi cita-cita bersama Muslim di Indonesia.

"Kita melihat kondisi umat-umat Islam di negara lain. Peringatan Hijriyah justru diperingati dengan jutaan umat Islam yang hijrah ke negeri yang bukan negeri para umat (Islam). Bagaimana jutaan umat dari Suriah, Irak, dan Libya yang hijrah ke Eropa karena mendapat ancaman di negaranya sendiri," kata JK  saat membuka Muktamar XV Persis dan Muktamar XII Persistri di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Sabtu (21/11).

JK bersyukur karena Islam Indonesia hidup dengan toleransi tinggi. Hal ini, ujarnya, harus dipelihara karena apabila kita tidak mendapat kedamaian dan toleransi, maka ajaran agama tidak akan menjadi bagian dari bangsa ini.

JK menilai, ajaran saling menghormati satu sama lain tentu sudah diajarkan oleh semua umat beragama dan para pemimpin bangsa Indonesia. JK juga menegaskan bahwa cermin Islam dapat dilihat dari peradaban akhlak umatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement