Jumat 18 Sep 2015 09:25 WIB

Siapakah Kaum Shabi'un?

Kota Harran, Irak
Foto: Wikipedia
Kota Harran, Irak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kota Harran, Irak Lokasi Kaum Shabi`un. Menurut pendapat sejumlah ulama, kaum Shabi`un adalah pengikut agama nabi-nabi terdahulu.

''Sesungguhnya, orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin, dan Nasrani, siapa saja (di antara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.'' (QS Alma`idah [5]: 69).

''Sesungguhnya, orang-orang Mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Shabiin, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian, dan beramal saleh [58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.'' (QS Albaqarah [2]: 62).

Orang yang percaya kepada Allah SWT, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, malaikat, kitab-kitab Allah, serta qadla dan qadar itulah yang disebut dengan orang-orang yang beriman. Bila ditambah dengan mengerjakan perbuatan baik (amal saleh), mereka akan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT.

Ayat di atas menerangkan orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Mereka itu terdiri atas orang-orang Shabi`un, Yahudi, dan Nasrani. Tentu saja, umat Islam termasuk orang-orang yang beriman karena mempercayai semua itu serta mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Dalam Alquran, kata Shabi`un disebut sebanyak tiga kali. Masing-masing dalam surah Albaqarah [2] ayat 62, Alma`idah [5]: 69, dan Alhajj [22] ayat 17.

Siapakah sesungguhnya Shabi`un itu? Di manakah tempat tinggalnya?

Dalam Alquran terjemahan Departemen Agama (Depag), Shabi`un adalah orang-orang yang mengikuti syariat nabi-nabi terdahulu atau orang-orang yang menyembah bintang/dewa-dewa. Makna serupa juga terdapat dalam sejumlah tafsir Alquran. Namun, para mufasir (ahli tafsir--Red) menambahkan, Shabi`un adalah orang-orang yang mengikuti syariat nabi-nabi terdahulu sebelum datangnya agama Islam.

Menurut Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsir Ibnu Katsir, yang menerangkan makna surah Albaqarah ayat 62 di atas, Shabi`un itu adalah umat terdahulu yang suka berbuat baik dan menaati segala perintah Allah.

Adapun orang 'Mukmin atau beriman' dalam ayat di atas, jelas Ibnu Katsir, adalah orang yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW, baik setelah diutus maupun sebelum diutus, seperti Qis bin Saidah al-Ayadi, Zaid bin Umar, Waraqah bin Naufal, Barra asy-Syinni, Abu Dzar al-Ghifari, Salman al-Farisi, Pendeta Buhaira, dan delegasi Najasyi.

Dalam Asbabun Nuzul mengenai ayat 62 surah Albaqarah, diterangkan bahwa Salman Al-Farisi pernah bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai penganut agama orang-orang terdahulu, termasuk dirinya, sebelum memeluk Islam. Saat itu, Rasul SAW mengatakan bahwa mereka berada di neraka. ''Awalnya, aku merasa gelap. Namun, turunnya ayat 62 surah Albaqarah tersebut menjadi teranglah dunia bagiku,'' jelasnya.

Ibnu Katsir menambahkan, orang Yahudi dan Nasrani dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang dinisbatkan kepada Nabi Musa AS dan Nabi Isa AS. Sementara itu, mengenai Shabi`un, kata Ibnu Katsir, memang terjadi ikhtilaf atau perbedaan pendapat di kalangan mufasir. Sebagian berpendapat, mereka adalah sesuatu yang mengikuti fitrahnya. Mereka tidak memiliki agama yang ditetapkan dan diikuti. Karena itu, kaum musyrik menjuluki mereka yang masuk Islam dengan kata Shabi`i yang berarti ia keluar dari agama lainnya.

Sementara itu, tambah Ibnu Katsir, ulama lain mengatakan bahwa mereka dinamai Shabi`un sebab mereka keluar dari agama Yahudi, lalu menyembah malaikat dan bintang-bintang.

 

Sumber: Pusat Data Republika/Syahruddin El-Fikri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement