Kamis 27 Aug 2015 07:16 WIB

Cerita Muslimah yang Menjabat Anggota Parlemen Malawi

Rep: C27/ Red: Ilham
Aisha Mambo Adams
Foto: Malawimuslims.com
Aisha Mambo Adams

REPUBLIKA.CO.ID, LILONGWE -- Aisha Mambo berhasil menjadi anggota parlemen perempuan Muslim di antara dominasi umat Kristen yang menjabat Majelis Nasional Malawi. Ia telah menduduki jabatan tersebut selama setahun dan berjanji akan melakukan peranan aktif untuk perempuan Muslim di negaranya.

"Selama ini, saya selalu bercita-cita untuk menjadi anggota parlemen. Oleh karena itu, untuk membuatnya ke Majelis Nasional adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya," kata Mambo dilansir dari OnIslam, Kamis (27/8).

Ia mengatakan, menjadi bagian di antara orang-orang yang membuat Undang-undang negara, mengadvokasi hukum dengan cara ramah pada perempuan merupakan impiannya. Ia ingin bisa membantu dan memberdayakan perempuan Muslim dengan Undang-undang yang ia rumuskan.

Awalnya, Mambo merupakan seorang wartawan yang bekerja untuk Radio Islam. Kemudian ia berbalik masuk dunia politik dengan memenangkan kursi parlemen untuk distrik Mangochi Mkungulu pada bulan Juni 2014. Dia merupakan salah satu dari 20 orang Muslim lainnya yang melangkah sampai Majelis Nasional.

"Aku pergi ke parlemen dengan misi untuk membebaskan sesama perempuan dari telapak kemiskinan dan keterbelakangan. Sakit sekali aku melihat bahwa setelah 51 tahun merdeka, jumlah wanita Muslim secara aktif berpartisipasi dalam politik sangat rendah," ujar Mambo.

Ia ingin dengan langkahnya ini menjadikan para perempuan dapat terberdayakan dengan baik dan pada akhirnya mampu berdiri sendiri dan memimpin diantara manusia-manusia lainnya. Menurut legislator 40 tahun ini, kendala yang masih dihadapi untuk melaksanakan misinya adalah kurangnya pendidikan dan tingkat kemiskinan yang masih menggerogoti perempuan Muslim.

"Karena faktor budaya, sebagian besar wanita Muslim belum mencapai pendidikan dasar. Hal ini telah membuat sulit bagi mereka untuk berpartisipasi dalam politik," katanya.

Ia menambahkan, masih banyak Komunitas Muslim yang masih tidak sepenuhnya diberdayakan secara ekonomi untuk berdiri sendiri dan mencoba peruntungannya di dunia politik. Tanpa dipungkiri, masuk di dunia politik harus memiliki dana yang tidak sedikit, dan sebagian besar mereka tidak berani melibatkan diri di dalamnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement