Selasa 25 Aug 2015 15:31 WIB

Arkeolog Pertanyakan Temuan Lokasi Peperangan Nabi Daud

Baju perang dari batu
Foto: wordpress
Baju perang dari batu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penemuan Garfinkel ini disambut gembira sejumlah arkeolog lainnya. Namun, para arkeolog itu berharap agar penemuan tersebut tidak buru-buru diambil kesimpulan. Mengingat masih banyak yang perlu diteliti lebih dalam.

''Temuan itu hanya petunjuk awal. Karena itu, semua aspek harus diperiksa. Temuan itu juga tidak menunjukkan kaum Yahudi pernah menghuni kota itu,'' kata Amos Kloner, seorang arkeolog dan guru besar di Universitas Bar Ilan, yang mengaku juga pernah melakukan penelitian pada hampir seluruh wilayah di Lembah Elah.

Baca Juga

''Lagipula, tidak ada bukti apakah orang Yahudi atau Palestina pernah menguasai benteng strategis yang menghadap lembah Elah itu,'' lanjut Kloner.

Dalam penelitian Garfinkel, arkeolog Kloner tidak dilibatkan. Garfinkel yang memimpin penggalian meyakini temuan tersebut merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk digunakan sebagai pos pertahanan terdepan yang berada di sebelah barat dari Kerajaan Yudea (kota bangsa Yahudi). Pada masa itu, kerajaan tersebut menguasai sebelah barat daya Asia dan Palestina. Kelak, Kerajaan Yudea berkembang menjadi Kerajaan Israel di masa Raja Daud AS.

Senada dengan Amos Kloner, Profesor Israel Knohl dari Universitas Hebrew di Jerusalem juga meminta Garfinkel tidak buru-buru mengambil kesimpulan dan menyatakan pintu gerbang tersebut merupakan lokasi peperangan antara Daud melawan Jalut. Knohl adalah seorang ilmuwan yang juga tidak dilibatkan dalam penggalian di Lembah Elah ini. Knohl mengatakan bahwa masalah utama dengan tempat tersebut adalah perlu adanya bukti yang lebih tegas apakah itu Kota Yudea.

Menurutnya, penemuan pintu kedua tersebut memang penting. Tetapi, tidak dapat dipastikan apakah itu Kota Sha'arayim atau Kota Yudea. Sejauh ini, para ilmuwan mengetahui hampir tidak ada kehidupan di Kota Sha'arayim.

''Jika Anda bertanya adanya kehidupan sebagaimana terdapat di Jerusalem di masa Raja Daud AS, kami tidak dapat mengatakannya. Apalagi, jika lokasi temuan itu arealnya kecil dan tidak terlalu penting,'' kata Knohl, yang rekan sekampus Garfinkel.

Tetapi, Garfinkel mengatakan, dia akan terus menjelajahi Lembah Elah untuk mencari bukti lebih lanjut. ''Mungkin saja kami akan menemukan teks pada batu-batu ini yang menunjukkan siapa yang membangun kota ini,'' ujar Garfinkel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement