REPUBLIKA.CO.ID, LANZHOU -- Bisnis makanan halal 5 di barat laut Provinsi Gansu, Cina berupaya untuk mengembangkan jaringan perdagangan supaya lebih meluas. Bahkan salah satu perusahaan di Linxia Hui Prefektur Otonomi telah menandatangani perjanjian perdagangan dengan Turki dan Kazakhstan.
Kedua negara itu menjalani kerjasama untuk mengekspor ribuan kotak mie instan halal. Gao Shangyun, manajer umum perusahaan, mengatakan ia telah menjual produk kepada masyarakat muslim di Cina sejak berdirinya perusahaan tiga bertahun-tahun lalu.
"Ekspor ke Turki dan Kazakhstan akan menjadi Langkah pertama bagi perusahaan untuk melaju ke pasar dunia," ujarnya seperti dilansir dari Xinhua, Ahad (2/8).
Gao berharap, Linxia, dengan populasi sekitar dua juta orang akan dijuluki "Makkah Cina". Pasalnya lebih dari setengah penduduk adalah Muslim."Langkah ini akan digunakan untuk menjadi kota perdagangan penting di sepanjang jalur sutra," lanjutnya.
Selain itu, produk halal yang dibuat di Linxia telah memperoleh ulasan Muslim, kata Deng Wanrong, wakil direktur urusan etnis prefektur wilayah tersebut. Perusahaan lain, Muslim Linxia memproduksi kaleng kacang fava juga telah mengeksporkan produk ke Yaman sejak tahun lalu.
Perusahaan itu dan sembilan perusahaan Muslim lainnya di Linxia sempat berpartisipasi dalam pameran makanan halal internasional di Horgos, Xinjiang pada bulan Januari. Dari ajang itu bisa menarik banyak pesanan dari luar negeri.
Di sisi lain, Linxia sudah memiliki kantor di Horgos untuk mengkoordinasikan perdagangan prefektur dengan Tengah dan Asia Barat negara. Untuk meyakinkan pembeli asing, Linxia memiliki juga mendirikan pusat untuk menguji dan sertifikat makanan halal asli.
Menurut Ma Lingzu, direktur pusat lembaga itu, juga akan memasok sertifikat halal makanan untuk Uni Emirat Arab dan Malaysia."Saya membawa negara bersama-sama diAsia, Eropa dan bahkan Afrika, dengan tujuan meningkatkan pembangunan infrastruktur, kerjasama keuangan dan pertukaran budaya di daerah itu," ujarnya.