REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Pemilihan Ketua Umum Muhammadiyah akan menjadi agenda yang dinanti-nanti dalam muktamar awal bulan depan.
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta, Agus Suradika menilai banyak kader di kalangan Muhammadiyah yang potensial menjadi ketua umum.
“Muhammadiyah tidak pernah kehabisan kader. Muhammadiyah itu banyak sekali kader yang potensial," ungkap Agus kepada Republika, Rabu (29/7).
Agus mengatakan, setiap kader yang akhirnya memimpin Muhammadiyah selalu melalui proses bertahap dari bawah. Bisa jadi dia mulai aktif dari organisasi otonom, kepemudaan, organisasi ranting, cabang, wilayah, daerah, atau pusat.
Karena itu, kata Agus, tidak akan bisa orang luar tiba-tiba masuk ke dalam kepengurusan. Seleksi untuk menjadi pengurus pusat pun sangat ketat. Salah satu syaratnya harus pernah menjadi pengurus daerah.
Ia melanjutkan, proses pemilihan ketua umum di kalangan Muhammadiyah melalui sistem formatur. Muktamar tidak memilih satu orang menjadi ketua umum, tetapi memilih 13 orang yang akan menyusun kepengurusan Muhammadiyah. Hal ini meminimalkan persaingan di antara calon ketua umum.
Selepas Din Syamsuddin, Muhammadiyah harus mencari sosok ketua umum baru. Menanggapi hal ini, Ketua PW Muhammadiyah DKI Jakarta itu menilai ada banyak kader potensial di Muhammadiyah.
“Banyak. Ada Yunahar Ilyas, Haedar Nashir, Dahlan Rais, dan lain-lain. Ada 82 yang akan dipilih oleh sidang tanwir,” kata Agus. Ia melanjutkan, dari 82 nama ini akan dipilih menjadi 39 oleh sidang tanwir.