Selasa 14 Jul 2015 21:10 WIB

Charizz Legaspi Mendalami Islam Via Online

Rep: c 38/ Red: Indah Wulandari
siluet mujahidah
Foto: muslimgirl.net
siluet mujahidah

REPUBLIKA.CO.ID,ISTANBUL -- Semua berawal dari sebuah benih keraguan. Charizz Legaspi, mahasiswi 23 tahun asal Filipina ini memberikan alasan mengapa ia berhenti ke gereja dan memilih Islam.

Charizz hanyalah satu dari ribuan orang yang masuk Islam setiap tahunnya. Namun, gadis itu menuturkan, ada satu titik di pertengahan masa remajanya ketika ia benar-benar mulai meragukan keyakinan yang diajarkan oleh gereja.

“Jika kamu tidak datang ke gereja tertentu, kamu tidak akan masuk surga. Itu benar-benar menyakitkan untuk saya. Apalagi ketika memikirkan Daddy tidak akan masuk surga karena dia Katolik, bukan bagian dari gereja Kristus,” kata Charizz dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (14/7).

Charizz mulai menjauh dari agama, meski kepercayaannya terhadap Tuhan masih tinggi. Sampai kemudian, gadis yang tinggal di Amerika Serikat ini mulai mempelajari Islam dan Nabi Muhammad.

Pelan tapi pasti, Charizz akhirnya masuk Islam pasca Idul Fitri 2013. Sebagaimana lazimnya para mualaf, ia mengalami kesulitan dalam mempelajari ajaran Islam. Gadis itu kemudian memanfaatkan sumber-sumber online untuk mengobati keingintahuannya tentang agama.

Ia mengaku tidak bisa tidur tanpa membaca atau menonton video tentang Islam dan Muslim. Namun, informasi agama yang tersebar luas di internet sulit diverifikasi. Charizz menyadari benar hal ini. Ia pun merujuk pada teman-teman Muslim untuk menjawab keraguannya.

“Saya menonton video, membaca terjemahan Alquran dan hadits, kemudian meminta bantuan teman-teman Muslim ketika saya membutuhkan klarifikasi,” katanya.

Tantangan paling umum yang dialami para mualaf justru berasal dari keluarga. Hal serupa juga dialami Charizz. Kerabatnya di Filipina tidak sepenuh hati menyetujui keputusan besar itu. Mereka melontarkan banyak pertanyaan, misalnya "Apakah kamu menyembah Muhammad?”

Ia juga menerima ejekan dari anggota keluarga dan rekan kerja. Mereka menyebutnya teroris, berbeda, atau hal-hal semacam itu. Tatapan aneh juga dia alami saat mereka melihatnya mengenakan jilbab.

Terlepas dari itu, Charizz menilai semua tergantung kemauan seseorang. “Ini adalah tanggung jawab pribadi. Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad menyuruh Muslim untuk membaca. Saya pikir, di atas segalanya, Alquran dan hadits adalah tempat terbaik untuk memulai,” kata Charizz.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement