Senin 25 May 2015 08:04 WIB

Kaos Kaligrafi Arab Non-Muslim Rentan Picu Gesekan Sosial

Rep: c 94/ Red: Indah Wulandari
Kaligrafi Alquran
Foto: Onislam.net
Kaligrafi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kaligrafi Arab yang digunakan umat Kristiani di Yogyakarta dalam desain kaos yang menyiratkan ajaran keimanan dinilai akan menyinggung umat Islam. Lantaran umat Islam di Indonesia menilai kaligrafi Arab sebagai hal yang suci.

"Kalau ini terjadi di negara-negara Timur Tengah seperti Arab, jelas tidak akan bermasalah karena Bahasa Arab di sana merupakan bahasa sehari-hari mereka. Jadi semua pemeluk agama di sana tidak peduli agamanya Islam atau Kristen, mereka sama-sama menggunakan Bahasa Arab,"kata pengamat dunia Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Anwar Abbas, Ahad (24/5).

Anwar menerangkan, Bahasa Arab yang diterapkan oleh umat Kristiani akan bermakna lain jika berada di Indonesia. Lantaran, umumnya Bahasa Arab di Indonesia sangat berkaitan dengan kitab suci Alquran.

"Malahan lebih jauh lagi dari itu Bahasa Arab bagi umat Islam Indonesia  telah menjadi simbol agama,"ujar Anwar yang juga Plt Ketua Bidang Pendidikan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Dia mencontohkan, umat Islam ingin menciptakan aura religi dan suasana keislaman di rumah maupun di kantor dengan memasang tulisan atau kaligrafi Arab.

Kondisi demikian, kata Anwar,  membuat umat Islam di Indonesia sangat menghormati tulisan kaligrafi Arab tersebut. Sehingga tulisan kaligrafi  sangat mereka jaga, dipelihara, dan dilestarikan seiring perkembangan zaman.

Anwar mengatakan, jika non-Muslim di Indonesia  menggunakan kaligrafi Arab dalam kegiatan dakwahnya, sangat rentan memicu gesekan sosial.

"Karena hal itu akan dimaknai oleh pihak pihak tertentu telah merusak dan mencederai sesuatu yang mereka (umat Islam) anggap suci."

Maka, kata dia,  sebaiknya umat agama lain saling mengerti dan memahami masalah ini dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kita butuh hidup tentram dan damai untuk itu segala sesuatu yang akan membawa kepada kerusakan dan terganggunya hubungan baik antar umat beragama yang telah terbangun selama ini sebaiknya kita hindari,"ungkap Bendahara Umum PP Muhammadiyah itu.

Sebelumnya,  kaus yang diduga tersebar di Yogyakarta bertuliskan, Abana Allahadhi fi samawati, yataqaddasi' smuka, liya'ti malakuutka, litakun mashiatuka kama fi sama'i kdhalika 'ala I-ardi. Amin. Artinya, 'Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaanmu, jadikanlah kehendakmu di atas bumi seperti di dalam surga, amin'.

Adapun kalimat lain yang artinya ''Wahai Bapak kami dan ibu kami serta semuannya yang kami cintai damai di surga'.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement