Ahad 10 May 2015 10:25 WIB

Mesir, Lebanon, dan Suriah Juga Mengenal Selamaten Bayi

Bayi dibedong
Foto: littlematrix
Bayi dibedong

REPUBLIKA.CO.ID, Tradisi "selametan" menyambut kelahiran bayi, ternyata tidak hanya berlaku di Indonesia. Di beberapa negara Timur Tengah, budaya serupa juga mereka lakukan sebagai bentuk sakralitas terhadap prosesi tersebut. Meski Islam secara formal memang mempunyai relatif sedikit ritus yang digelar menyambut kelahiran. Ritus di sekitar kelahiran tersebut, berjalan selaras dan beralkulturasi dengan sosial, keagamaan, budaya lokal yang berlaku di suatu komunitas.

Menurut John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, komunitas Muslim tidak saja menyadari ketentuan-ketentuan doktrinal formal Islam dalam konteks ini, tetapi juga peka terhadap nilai-nilai keluarga dan kekerabatan. Karenanya, kelahiran seorang anak menggerakkan banyak hal tak teraba yang menopang komunitas Muslim.   

Budaya populer mencakup banyak ritual lain yang berkaitan dengan masa  kanak-kanak dan kelahiran, tetapi kebanyakan tidak ada landasannya dalam sumber-sumber Islam normatif. Pemakluman kelahiran, bagi ayah, sering merupakan saat perayaan dan pemberian hadiah. Makanan khusus dimasak untuk si bayi dan ibunya, dan uri serta tali pusar acap kali dibuang secara seremonial.

 

Islam memandang bahwa penciptaan manusia adalah berkat kuasa Allah SWT. Ini seperti ditegaskan di surah al-Mu’min ayat 68-69 dan surah al-Alaq ayat 2-3. Di Mesir, para wanita mandul akan berziarah ke makam keramat para wali dan orang saleh. Ini dengan tujuan meminta keberkahan. Sebuah nazar pun mereka tulis di selembar kertas, jika sang wali membantu mengabulkannya, maka mereka akan membalas kebaikan itu. Kertas itu pun diletakkan di atas makam sang wali.   

Pascakelahiran bayi, sederet ritual juga berlangsung. Di Lebanon, tak kurang dari sepertiga kaum Sunni menggunakan dupa atau pengasapan. Ini  dimaksudkan untuk menghalau kekuatan jahat yang bisa menggangu bayi. Dupa yang diperoleh dari seorang syekh itu dilemparkan ke dalam api, dan kemudian dipergunakan untuk mengasapi si bayi selama tiga hingga tujuh kali.

Penduduk desa lainnya di Lebanon meyakini, plasenta (ari-ari), memiliki kekuatan khusus. Mereka tidak memotongnya hingga 12 jam setalah kelahiran. Ini agar bayi tidak mengalami kondisi lemah. Di Suriah, azimat juga dipakai untuk perlindungan. Azimat tersebut bisa berupa Alquran dengan ukuran mini yang dikalungkan di leher sang anak. Terutama anak perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement