REPUBLIKA.CO.ID
Pemerintah harus lebih banyak memberi kesempatan kepada pemuda untuk menunjukkan potensi dan kreativitasnya.
JAKARTA -- Wajah masa depan dunia berada di tangan pemuda-pemudi Muslim. Mereka dituntut menyelesaikan tiga persoalan global yang kompleks.
Tuntutan ini lahir bukan karena banyaknya jumlah pemuda-pemudi Muslim di dunia, tapi juga karena adanya tanggung jawab keilahian untuk mewujudkan Islam yang rahmatan lil'alamin.
“Saya berekspektasi Anda bisa membangun banyak hal dalam dunia ini,” kata Direktur Lembaga Komunikasi Outreach Strategist Mustafa Tameez saat menyampaikan kuliah umum Islam Youth and Global Challenge: US and Indonesia Muslim Reader Perspective” di Universitas Muhammadiyah Tangerang, Banten, pekan lalu.
Tameez percaya pemuda adalah agen perubahan. Mereka memiliki karakter unik dari segi kapabilitas maupun kreativitas. Karakter itu menurutnya akan muncul jika pemuda didekati dan dirangkul dengan cara yang tepat.
Di saat yang sama, kata Tameez, pemuda juga harus mulai memikirkan peran apa yang akan mereka lakukan untuk memperbaiki wajah dunia. “Apa yang kita bisa kontribusikan? Lalu, renungi kembali apakah kontribusi itu untuk membangun atau menghancurkan?” ujar Tameez.
“Pemuda menjadi pencipta software atau pemecah kemacetan di Jakarta. Sebenarnya itu pilihan pemuda untuk mengubah dunia Islam karena saya yakin pemuda punya kapabilitas,” lanjut Tameez.
Perwakilan khusus Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) untuk Komunitas Muslim Shaarik Zafar menyebut tiga persoalan global yang perlu diselesaikan pemuda Muslim: pemanasan global, penggangguran, dan terorisme.
Di era globalisasi seperti sekarang ini pemanasan global hanya mungkin diselesaikan secara bersama-sama. Dalam konteks itu dominasi jumlah pemuda Muslim memainkan peran penting.
Sebab, misi utama kehadiran seorang Muslim adalah menjaga kebaikan lingkungan dan alam. “Global warming (pemanasan global) menjadi tantangan kita bersama,” kata Zafar.
Ledakan jumlah penduduk dan minimnya lapangan kerja turut menuntut peran penyelesaian pemuda Muslim. Zafar mengatakan, penduduk dunia di bawah usia 30 tahun tengah mengalami kesulitan mendapat pekerjaan.
Persoalan global ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah di masing-masing negara. Zafar mengatakan, pemuda Muslim harus ikut serta memberi kontribusi positif di bidang ekonomi.
“Anda sebagai pemuda perlu menyatakan ide-ide untuk menyelesaikan hal itu. Sedangkan, tugas pemerintah mendukung,” ujar Zafar.
Tantangan yang tidak kalah rumit untuk diselesaikan adalah rusaknya citra Islam karena terorisme. Zafar mengatakan, pemuda Islam perlu lebih giat menyebarkan pesan damai Islam kepada dunia.