Selasa 07 Apr 2015 14:37 WIB

Khutbah tak Melulu Bahas Surga dan Neraka

Rep: c71/ Red: Angga Indrawan
 Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyampaikan khutbah Salat Idul Fitri di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/8).   (Republika/Adhi Wicaksono)
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menyampaikan khutbah Salat Idul Fitri di Lapangan Gasibu, Bandung, Jawa Barat, Kamis (8/8). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khutbah-khutbah bermuatan isu lingkungan hidup perlu meramaikan tema dakwah Islam saat ini. Ini karena Islam memiliki pesan untuk terus menjaga lingkungan.

"Kami sangat mendukung (khutbah tentang lingkungan) sehingga khutbah tidak lagi banyak membicarakan soal neraka dan surga," ujar Sekretaris Jendral Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Daruqthi ketika dihubungi Republika, Selasa (7/4).

Menurut Imam, pembahasan surga dan neraka lebih mengenai kehidupan setelah mati. Saat ini, kata Imam, banyak dai yang masih menyampaikan persoalan tersebut. Imam mengaku hal itu tidak salah dan memang perlu disampaikan, namun ada hal yang jarang disinggung dalam khutbah salah satunya lingkungan.  

Imam berkata, surga di dunia ini bisa diciptakan dengan membuat dunia yang bagus dan bersih. Kebersihan sendiri sudah jelas menjadi hal yang penting dalam Islam lewat dalil kebersihan itu sebagian dari iman.

"Saya kira Islam berbicara lingkungan paling awal," ujar Imam.

Pihaknya pun menggiring para dai untuk membawakan dakwah bermuatan isu lingkungan. Dengan itu, wawasan para dai pun akan semakin kaya. Imam mengaku, DMI telah memberikan panduan kepada para khatib untuk berbicara lingkungan hidup. Materi pokok semacam silabus telah disusun untuk khutbah berwawasan lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement