REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fariq Gasim Anuz
Ketika dakwah Islam masih dilakukan secara rahasia di Makkah, Abu Bakar meminta izin kepada Rasul untuk berdakwah secara terang-terangan.
Nabi Muhammad SAW awalnya tidak setuju karena jumlah mereka masih sedikit. Abu Bakar terus meminta izin, akhirnya Rasul SAW mengizinkannya.
Abu Bakar berkhotbah di Masjidil Haram agar masyarakat masuk Islam. Sekonyong-konyong kaum musyrikin mengeroyok Abu Bakar dan kaum Muslimin.
Utbah bin Rabi’ah memukulnya dengan sandal dan tangan, ia juga menendang dan menginjak tubuh Abu Bakar. Wajah beliau pun bersimbah darah. Hampir-hampir hidung Abu Bakar rata dengan wajahnya.
Beliau pun pingsan dan digotong pulang oleh kerabatnya. Abu Bakar dalam keadaan koma, para kerabatnya dari Bani Taim--meskipun belum masuk Islam—mereka marah.
Mereka segera mendatangi Ka’bah dan mengumumkan, “Jika dalam peristiwa ini Abu Bakar meninggal maka kami akan membunuh Utbah bin Rabi’ah.”
Ibu dan anggota keluarganya cemas setelah sekian lama barulah Abu Bakar menyadarkan diri. Kata-kata pertama yang keluar dari lisannya, “Bagaimana keadaan Rasulullah SAW?”
Ibu Abu Bakar cemas sekali kalau-kalau Abu Bakar meninggal. Abu Bakar bertanya lagi kepada sang ibu, “Bagaimana keadaan Rasulullah SAW?” Ibunya menjawab, “Ibu tidak tahu bagaimana keadaan temanmu itu.”
Abu bakar berkata, “Tolong ibu tanyakan kepada Fathimah binti Khaththab.” Ibunya segera pergi ke rumah Fathimah binti Khathab dan ia segera menjenguk Abu Bakar. Abu Bakar bertanya kepada Fathimah bagaimana keadaan Rasulullah SAW.
Fathimah ragu menjawab karena ada ibu Abu Bakar di sampingnya yang belum masuk Islam. Abu Bakar mengatakan jangan khawatir karena beliau aman. Fathimah menjawab bahwa Rasul baik-baik saja. Abu Bakar bertanya lagi, “Di mana Beliau sekarang?” Umu Jamil menjawab, “Sekarang ada di Darul Arqam.”
Abu Bakar ingin menemui Nabi SAW. Ibunya menginginkan Abu Bakar makan dan minum untuk menguatkan badannya dan agar sakitnya tidak semakin parah. Namun, Abu Bakar bersumpah tidak akan makan dan minum sampai berjumpa langsung dengan Rasulullah SAW.
Ibunya menyerah melihat kemauan keras anaknya. Setelah keadaan sudah aman, akhirnya ibu Abu Bakar dan Fathimah mengantarkan Abu Bakar berjumpa Rasul di Darul Arqam.
Abu Bakar gembira melihat Rasulullah SAW selamat dan segera menghampiri untuk memeluk Nabi. Nabi yang memandang Abu Bakar dengan sedih segera dihibur oleh Abu Bakar bahwa lukanya tidak parah.
Abu Bakar tidak ingin Rasul cemas memikirkannya. Abu Bakar memohon kepada Nabi SAW, “Ya Rasulullah, tolong dakwahi ibu saya, ia sangat baik kepada anaknya. Doakan ibu saya agar Allah mengaruniakannya hidayah dengan masuk Islam semoga bisa selamat dari azab api neraka.”
Rasulullah SAW mendakwahi ibu Abu Bakar, Umul Khair, dan mendoakannya agar masuk Islam. Alhamdulillah, Allah lapangkan dada Umul Khair yang langsung mengikrarkan dua kalimat syahadat masuk Islam.
Faidah dari kisah di atas, yakni likulli mihnatin minhatun (setiap musibah diakhiri dengan karunia). Ibu Abu Bakar akhirnya masuk Islam. Selain itu, karena peristiwa penyerangan kaum musyrikin terhadap kaum Muslimin di Masjidil Haram menyebabkan Hamzah paman Nabi masuk Islam. Beberapa hari setelah kejadian pemukulan terhadap Abu Bakar, Umar bin Khathab pun masuk Islam.