REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Presidensi Dua Masjid Suci membantah adanya laporan benda peninggalan Islam yang dijual di pasar gelap selama proyek perluasan Masjidil Haram. Sebelumnya, media lokal di Arab Saudi melaporkan barang-barang peninggalan Islam telah dijual kepada kolektor dengan banderol 6 ribu hingga 150 ribu riyal.
Juru bicara Presidensi, Ahmed Al-Mansouri mengatakan, tidak mungkin ada benda peninggalan bersejarah yang dijual di pasar gelap. Pasalnya, setiap benda tersebut telah disematkan pelacak lokasi (GPS). "Dari laporan sistem pelacakan diketahui tidak ada benda bersejarah yang hilang selama satu dekade terakhir," kata dia seperti dilansir Arabnews, Rabu (11/2).
Namun, Aleqtesadiah, anak perusahaan Arab News, menemukan beberapa pekerja telah menjual barang-barang ke kolektor. Salah satu pedagang, yang menolak disebutkan namanya, menyatakan bahwa ia memiliki potongan asli dari Masjidil Haram yang dijual selama proyek ekspansi.