Oleh: Tengku Zulkarnain
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang menyangka bahwa rezeki itu merupakan sesuatu yang mesti dicari, padahal rezeki adalah sesuatu yang sudah ditetapkan Allah SWT. Rezeki pasti akan datang baik dicari atau tidak. Lantas, orang akan bertanya mengapa manusia mencari sibuk rezeki kalau dia sudah pasti datang? Jawabnya, karena mencari rezeki itu merupakan perintah Allah dan Rasul-Nya. Melakukannya berarti menjalankan sebuah ibadah, yang berarti mendapatkan pahala di dalamnya. Rasul bersabda, “Mencari rezeki dengan cara yang halal merupakan perbuatan keramat di sisi Allah SWT.”
Di Medan ada seekor ular hijau yang bertubuh kecil, tetapi sangat berbisa. Ular ini hidup di pohon kayu dan terkenal sangat pemalas, lamban ,dan jarang bergerak. Dia bukan pemakan daun, tetapi pemakan ulat dan hewan kecil lainnya. Kami menyebutnya ular kintamani. Lantas, bagaimana ular yang sangat lamban dan jarang bergerak ini mendapatkan makanannya? Orang mungkin akan berpikir bahwa ular ini akan segera mati kelaparan karena kelemahannya itu. Ternyata, tidak demikian. Ular ini setiap hari mendapatkan jatah makanannya dari beberapa ekor burung kecil. Burung itu di Medan disebut burung perenjak. Setiap hari burung itu membawakan ulat dan menyuapkannya langsung ke mulut sang ular.
Ular kintamani hijau itu akan membukakan mulutnya untuk menerima makanannya dari sang burung berulang-ulang sampai kenyang. Sekalipun ular itu tidak pernah memakan sang burung untuk mengenyangkan perutnya. Padahal, jika ular itu mau, dengan sekali tangkap binasalah sang burung itu. Dan, ular itu pun akan kenyang dengan serta-merta tanpa perlu berulang ulang memakan ulat-ulat kecil yang memakan waktu lama dan melelahkannya.
Suatu hari, Imam Malik bin Dinar berhenti sejenak dalam perjalanan beliau di sebuah padang pasir yang sepi. Beliau mengeluarkan perbekalannya untuk santap siang. Ketika beberapa potong daging dendeng diletakkan di atas suprah makannya, tiba-tiba seekor kucing liar datang menghampiri dan menangkap sepotong daging. Kemudian dengan santainya, sang kucing melenggang pergi sambil membawa daging itu. Imam Malik bin Dinar merasa heran. Tidak biasanya seekor kucing berani mencuri makanan manusia dengan setenang itu. Kejadian langka ini menyebabkan beliau membatalkan makannya.
Sambil membungkus kembali perbekalannya, beliau mengikuti sang kucing. Ajaib, ternyata kucing itu sama sekali tidak memakan daging curiannya, tetapi terus berjalan menuju setumpukan batu. Kemudian sang kucing menjatuhkan daging itu ke dalam sebuah lubang di tumbukan batu. Sejenak sang kucing memandang ke dalam lubang, kemudian beranjak pergi meninggalkan lubang tersebut.
Imam Malik segera menghampiri lubang itu untuk mengambil tahu. Apa yang dilihat beliau di dalam lubang tersebut membuatnya tercengang. Ternyata di dalam lubang itu hidup seekor ular berbisa yang buta. Dapat dipastikan sang ular akan mati kelaparan tanpa bantuan si kucing. Kisah ini semestinya membuat kita yakin bahwa rezeki sudah dijamin Allah. Benarlah Allah yang berfirman dalam Alquran, “Dan apa-apa yang melata di muka bumi melainkan telah dijamin Allah rezekinya.” Dalam ayat lain Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah Memberi rezeki kepada siapa Dia kehendaki tanpa perhitungan banyaknya.”
Jika demikian, mengapa kita manusia sering galau dengan rezeki sehingga rela menempuh jalan hina yang tercela untuk mendapatkannya? Sungguh tak pantas jika keyakinan manusia yang telah dilantik Allah sebagai khalifah di bumi kalah dengan seekor ular. Wallahu a’lam bish shawab.