REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Umat Muslim dan Buddha memberikan contoh teladan terkait kerjasama antaragama dalam Educare 2014.
Educare 2014 merupakan acara amal tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Siri Jayanti dan Yayasan Maha Karuna.
"Saya ingin memberi sebuah contoh yang baik sebagai Muslim. Dan, di saat yang sama juga menunjukkan bahwa kita dapat bekerjasama dengan agama-agama lain untuk menjalankan suatu program," jelas Ustaz Halim Hafidz yang merupakan orator Muslim terkenal sekaligus seorang wirausahawan.
Menurut Halim, program amal ini merupakan program yang baik. Ia menyatakan, kehadirannya dalam acara amal di Kuil Buddha Sri Lanka, Sentul, bertujuan untuk menunjukkan bahwa Islam juga menghargai agama dan budaya lain.
Halim menjelaskan bahwa Islam mendorong agar umatnya dapat menghargai agama-agama lain. Nabi Muhammad, juga tidak memaksa orang untuk memeluk Islam, karena tiap orang memiliki pilihan untuk mempercayai apa yang diyakini.
Pimpinan Kuil, Rev B. Sri Saranankara Nayaka Maha Thera, melihat toleransi yang sehat di Malaisia jika dibandingkan dengan negara lain. Rev Saranankara menyatakan media kerap menyoroti kekejaman ekstrimis yang hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan umat beragama. Ia yakin, umat beragama lain masih melakukan hal-hal baik yang dapat memberi sumbangsih pada masyarakat.
"Ini yang seharusnya lebih disoroti, bukan tindakan ekstrimis yang merupakan kelompok 'minor' itu," jelas Rev Saranankara.
Dalam Educare 2014 ini, lebih dari 1.400 murid-murid sekolah yang kurang beruntung dikumpulkan. Murid-murid ini berasal dari ras. Masing-masing murid sekolahan ini kemudian mendapatkan tas sekolah. Selain tas sekolah, anak-anak ini juga mendapatkan berbagai perlengkapan sekolah lainnya.