Selasa 16 Dec 2014 18:52 WIB

Muslim Barat Lebih Mengandalkan Jodoh Online

Rep: C03/ Red: Citra Listya Rini
Jodoh Online (ilustrasi)
Jodoh Online (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY  --  Kontak jodoh online lebih dipilih muslim di negara-negara barat untuk memudahkan mereka mencari pasangan. Salah satu pendiri situs kontak jodoh Muslim, Adeem Younis, merasa bangga setelah memiliki lebih dari satu juta anggota di situsnya.

Younis mengatakan telah membuat layanan tersebut untuk mengindari adanya paksaan dari pihak keluarga yang mengekang dan mengatur perjodohan. Selain itu, ia menuturkan situsnya menjadi saranan alternatif yang lebih nyaman dan berbeda dengan situs kencan lainnya.

"Dalam Islam, pernikahan adalah bagian dari agama anda, Islam mengajarkan bahwa pernikahan merupakan hal penting dalam masyarakat," kata Addem Younis seperti dilansir Muslim Village, Selasa pagi (16/12)

Seorang member mengatakan pertemuan dan komunikasi secara online merupakan salah satu cara untuk menghindari pertemuan di tempat-tempat keramaian tertentu, yang tidak lazim dalam budaya muslim.

"Muslim yang taat tidak pergi pubbing atau clubbing. Dalam budaya Barat itu mungkin oke, tapi dalam budaya muslim itu tidak disukai. Jadi ada sedikit jalan, selain mengandalkan hubungan keluarga juga memungkinkan  untuk terjadinya perjodohan," ujarnya.

Meski demikian, banyak juga Muslim yang cenderung tidak setuju dengan cara menemukan pasangan di dunia maya.

"Namun, keluarga yang sangat religius lebih suka  anak-anak mereka di pertemukan dengan calon pasangannya dengan cara tradisional, yakni melalui keluarga. Karena mereka menilai pertemuan pasangan dengan online tidak wajar dan mencurigakan, " kata warga Tunisia, Riad, yang menemukan pasangannya dengan cara online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement