REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sejak serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat pada 30 Juli lalu yang menewaskan pemimpin Alqaeda Ayman al-Zawahiri, sejumlah Islamis Barat dan sekutu mereka mengecam pemerintah Amerika Serikat.
Mereka menyebut operasi Amerika Serikat mengancam perdamaian dan tidak dapat dibenarkan. Zawahiri terbunuh di Kabul, dan dia dilaporkan tinggal di sana atas sepengetahuan penuh pejabat senior Taliban.
Tokoh Islam Barat, Abdel Bari Atwan, dalam tulisannya yang dimuat di Rai Al-Youm, mengatakan, operasi yang dilakukan Amerika Serikat tidak lebih dari aksi teatrikal yang dirancang untuk menyelamatkan reputasi dan kepresidenan Joe Biden setelah mendapat citra yang buruk atas langkahnya di Afghanistan.
"Dia pasti akan gagal. Dan satu tindakan pembalasan oleh pendukung Alqaeda terhadap target Amerika Serikat di Afghanistan atau di tempat lain dapat menenggelamkan kepresidenannya untuk selamanya," tutur Atwan, seperti dilansir Meforum, Ahad (14/8/2022).
Atwan, jurnalis yang berbasis di London, menjelaskan Taliban sekarang disalahkan secara tidak adil dan tidak bersalah karena menyembunyikan teroris. Atwan sendiri adalah pendukung utama Islamisme Palestina dan pernah mengklaim bahwa dia akan menari di Trafalgar Square jika rudal Iran menghantam Israel.
Roshan Salih, editor publikasi Islamis Inggris 5 Pilar, menanggapi pandangan Atwan di akun Twitternya. "Katakanlah Afghanistan menyembunyikan Ayman Al Zawahiri. Inggris menyembunyikan Tony Blair dan Amerika Serikat menyembunyikan George Bush. Dua yang terakhir bertanggung jawab atas lebih banyak kematian dan kehancuran daripada Alqaeda," ujar Salih.
Sebuah pernyataan yang diterbitkan organisasi Salafi Inggris terkemuka, CAGE, menyatakan bahwa pembunuhan Zawahiri adalah pelanggaran yang jelas terhadap kesepakatan damai Doha Amerika Serikat -Imarah Islam Afghanistan.
Pembunuhan tersebut juga membawa kembali ke tengah panggung program pesawat tak berawak Amerika Serikat yang melanggar hukum. "Ini semakin memperkuat Amerika. doktrin perang abadi, yang terutama didorong oleh kompleks industri militer," demikian pernyataan CAGE.
Baca juga: Seberapa Parahkah Salman Rushdie Hina Islam dan Rasulullah SAW dalam Ayat-Ayat Setan?
Menurut Wall Street Journal, Kepala CAGE, Moazzam Begg, pernah mengakui bahwa dia adalah seorang perekrut jihadis dan dia menghadiri tiga kamp pelatihan teroris Alqaeda di Afghanistan.
Dia dipersenjatai dan siap berperang untuk Taliban dan Alqaeda, melawan Amerika Serikat.
Bagi Aafia Foundation, pembunuhan Zawahiri adalah memalukan Amerikanisme. Yayasan Aafia bekerja untuk mendukung dan menggalang dana bagi terpidana operasi Alqaeda Aafia Siddiqui.