REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemurtadan terhadap agama Islam dikabarkan terjadi di Kecamatan Babakan Madang, Sentul Bogor. Warga di tiga desa yakni Desa Karang Tengah, Desa Bojong Koneng dan Desa Sumur Batu menjadi target dari pemurtadan tersebut.
Sekitar 350 orang warga dari tiga desa tersebut dijanjikan untuk mengikuti sebuah acara wisata. Namun, belakangan diketahui acara tersebut merupakan program dari permutadan.
Hal yang sama juga ditemui saat acara Car Free Day (CFD), ada pihak tertentu yang melakukan kegiatan terselubung yang diketahui sebagai cara kristenisasi dengan membagikan simbol-simbol berupa pin, kalung, makanan, kaos dan sebagainya.
Target dari pemurtadan ini belakangan diketahui merupakan remaja yang masih awam dalam menimba ilmu agama Islam.
Minimnya kajian tentang Islam membuat mereka mudah percaya dan tidak mengetahui bila benda atau acara tersebut merupakan program dari pemurtadan. Selain itu, mereka juga mengincar masyarakat yang ekonominya terbilang rendah bahkan di bawah garis kemiskinan.
Masyarakat di daerah pun menjadi target utama pemurtadan terselubung tersebut. Pasalnya, terjadi pelemahan akidah dan kurang pendidikan tentang agama Islam di daerah yang membuat pergerakan pemurtadan itu menjadi lebih leluasa.
"Ini menjadi pekerjaan rumah yang berat, seluruh umat Muslim harus bersatu untuk memperkuat keislaman dan keimanan," kata Tengku Zulkarnai, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) kepada Republika. Tengku menilai pelemahan akidah terjadi karena minimnya dakwah dan pendidikan tentang Islam yang ada di daerah.