Kamis 21 Aug 2014 13:43 WIB

Dakwah Islam di Bumi Nuu Waar (2-habis)

Perahu Dakwah AFKN.
Foto: Dok AFKN
Perahu Dakwah AFKN.

Oleh: Ratna Ajeng Tejomukti     

Pembinaan mualaf pun tak luput dari dakwah AFKN. Pihaknya tidak bisa membiarkan mereka untuk menjalankan ibadah sendiri-sendiri.

Mereka harus tetap dibina, biasanya setiap tiga bulan sekali dai dari kota secara bergantian dikirimkan ke kampung-kampung Muslim.

Wakil Ketua AFKN Kabupaten Fak-Fak Jabarudin Lahamundu mengatakan, penyebaran dakwah memang membutuhkan  waktu. “Kami harus merencanakan dengan matang kegiatan  dakwah di pedalaman,” ujar mantan anggota DPR RI  tahun 2004-2009 ini.

 

Jabar menjelaskan saat melakukan dakwah, harus mempersiapkan logistik bagi masyarakat daerah tersebut.  “Kita harus tahu kebutuhan mereka saat ini, paling penting biasanya masalah ekonomi,” katanya.

Ia menerangkan berdakwah tidak langsung bicara soal Islam, tetapi bicara mengenai kebudayaan mereka. Berbeda halnya ketika melakukan dakwah di daerah perkotaan, seperti di Fak-Fak.

Sebagai daerah berpenduduk mayoritas Muslim, Jabar berusaha agar masyarakat Fak-Fak tidak terpengaruh  dengan gaya hidup hedonis yang jauh dari agama. “Kami selalu mengadakan kegiatan keagamaan yang menarik  minat masyarakat Muslim,” ujarnya.

Kini pengaruh budaya luar mulai menjangkiti pemuda Islam di Papua. “Kenakalan remaja, seperti bermabuk- mabukan, seks bebas yang berakibat terjangkit HIV/AIDS, balapan liar sudah makin marak,” katanya memaparkan.

Oleh sebab itu, perlu ada benteng yang kuat agar anak-anak yang belum terpengaruh tidak ikut-ikutan. “Kami mengundang dai-dai dari Jakarta dan mengadakan hiburan Islam agar mereka tidak terpengaruh dengan hal negatif,” ujar Jabar.

Selain itu, pembina Arrahman Quranic Learning Center (AQL) Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, organisasi AFKN di Irian harus semakin kuat sehingga masyarakat Muslim selalu istiqamah dalam menjalani Islam secara kaffah.

“Saya tidak tahu apa jadinya masyarakat Papua jika tidak ada pemuda-pemuda Islam AFKN yang siap berkorban untuk Islam,” kata Sekjen MIUMI ini. Mereka tanpa rasa letih dan mendapatkan imbalan selalu membantu para dai di Papua untuk berdakwah di Irian hingga pedalaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement