Senin 09 Jun 2014 11:45 WIB

Maghrib Mengaji Mengembalikan Budaya Baik (2)

Rep: c78/ Red: Damanhuri Zuhri
Anak-anak mengaji Alquran (ilustrasi).
Foto: AP
Anak-anak mengaji Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,

Beragam hiburan mengubah kebiasaan anak mengaji.

Jika memang serius mendukung program ini, harusnya dunia pertelevisian mau menampilkan tayangan religi ketika Maghrib dan Isya.

“Program ini sangat bagus, antara Asar, Maghrib, dan Isya itu kalau digunakan untuk ibadah, sangat luar biasa. Tinggal bagaimana pemerintah melakukan program ini dengan sinergi dengan KPI, stasiun TV, dan seterusnya,” kata Said.

Kiai Said menyarankan idealnya program televisi saat Maghrib berisi tayangan mengaji. “Jangan pas Subuh saja ditayangkan ketika orang masih tidur,” ujarnya.

Menurut Kiai Said, program Maghrib mengaji ini merupakan tugas mulia pemerintah. Selain mengembalikan tradisi baik umat Islam di Tanah Air, program ini tentu akan menyemarakkan Alquran di tengah-tengah masyarakat.

“Tugas pemerintah bukan hanya mengatur dunia saja. Tapi juga bisa menyelamatkan rakyatnya nanti di akhirat,” ungkap Kiai Said menjelaskan.

Menurutnya, kendala gerakan ini justru dari masyarakat sendiri. Kurangnya motivasi serta banyaknya fasilitas hiburan juga menjadi penggoda agar program ini tidak jalan.

“Harusnya kepala keluarga bisa tegas, semua tv dimatikan dan semua anggota keluarga ikut mengaji,” ujarnya menegaskan.

Ketua PP Muhammadiyah Prof Dadang Kahmad sepakat jika program televisi yang mengganggu kekhusyukan ibadah harus dihilangkan. “Terlebih, pada pukul 18.00-19.00 WIB,” ujarnya.

Dunia hiburan memang memengaruhi pola sosial anak-anak Indonesia. Dulu, anak-anak saat Maghrib langsung pergi ke masjid karena tidak ada pilihan hiburan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement