Sabtu 07 Jun 2014 03:34 WIB

Setelah 500 Tahun Ditutup, Umat Islam Bisa Beribadah di Masjid Ini Lagi

Rep: c64/ Red: Bilal Ramadhan
Masjid Lala Mustafa Pasha, salah satu masjid bersejarah di Siprus
Foto: .
Masjid Lala Mustafa Pasha, salah satu masjid bersejarah di Siprus

REPUBLIKA.CO.ID, NICOSIA-- Sebuah masjid di Siprus terbuka kembali setelah selama setangah abada tertutup. Masjid Tahtakale ini berlokasi disalah satu daerah di Ibukota Siprus, Nicosia dan kembali digunakan untuk beribadah umat Islam, tepatnya pada Selasa (3/6) lalu.

"Insya Allah, dengan izin Allah kita bisa memanjatkan doa-doa kita di masjid ini," ujar Talip Atalay, Grand Mufti Republik Turki Siorus Utara, seperti yang dilansir onislam.net.

Ia berkata, terdapat beberapa elemen yang kurang di masjid Tahtakale itu, tetapi ia tidak berfokus pada hak itu karena baginya yang terpenting umat Islam Siprus bisa beribadah dan memanjatkan do'a dimasjid tersebut.

"Berada disini sangat berharga, hal ini sebagai tanda harapan bajwa rasa sakit akan sembuh suatu saat nanti dan semuanya akan berubah menjadi lebih baik," tuturnya, seperti yang dikutip Andalu Agency, Kamis (5/6).

Pasalnya, Masjid Tahtakale ditutup pada Desember 1963. Dimana pada saat itu terjadi kerusuhan antar kelompok yang disebabkan pergolakan politik di wilayah bekas jajahan Inggris itu. Kemudia, sejak saat itu pula komunitas Turki yang merupakan kelompok muslim minoritas, meninggalkan wilayah Tahtakale. Atalay pun terakhir sholat di Tahtakale setengah abad yang lalu.

Pembukaan masjid ini juga dihadiri oleh Pastor Sawas, ajudan Uskup Agung Gereja Ortodoks Yunani, Hrisostomos. Selain itu pula, ada Klas Gierow, Duta Besar Swedia untuk Siprus yang dikuasai Yunani. Kedatangan mereka di Nicosia, Siprus dikarenakan adanya agenda dialog antar agama.

Pastor Savvad mengatakan, sekarang masjid tersebut dapat dimanfaatkan secara bebas berkat hubungan baik yang kembali terjalin antara kedua Siprus. Yang mana pada 40 tahun yang lalu Siprus terpecah menjadi dua. Dimana bagian selatan Siprus berada dibawah kekuasaan Yunani dan disebut Siprus, sedangkan pada bagian utara menjadi Republik Turki Siprus Utara, negara yang hanya diakui oleh Turki.

"Tujuan dialog antar agama ini adalah untuk mempertahankan kebebasan beragama. Dialog ini membuka jalan untuk berkunjung ke situs-situs agama di kota ini," lanjut Savvas.

Ia berkata, pesan perdamaian Islam sama halnya dengan pesan perdamaian dari agama lain dan memiliki peran penting dalam upaya tersebut. Savvas juga berterimakasih kepada Klas Gierow Duta Besar Swedia yang mendukung kebebasan beragama.

Seperti halnya dalam urusan masjid yang terletak di bagian selatam Nicosia, batas-batas perbedaan tersebut mulai memudar. Buktinya, terkihat pada Grand Mufti Republik Turki Siprus Utara, Talip Atalay, memimpin sholat saat upacara pembukaan kembali masjid tersebut.

Siprus adalah sebuah negara pulau di Laut Tengah bagian Timur atau sekitar 113 km di sebekah selatan Turki. Dimana 50 tahun yang lalu terjadi pergolakan pikitik saat Inggris akan menyerahkan Siprus ke Yunani.

Kemudian, pergolakan ini berakhir setelah Siprus menjadi negara sendiri yang tidak jadi di bawah kejuasaan Yunani. Namun, pada 1974, kelompok yang didukung Yunani melakukan kudeta dan menyebabkan perpecahan di negara tersebut. Kini, negara Siprus telah terpecah dua hingga saat ini.

Sejak Februari lalu, para pemimpin Republik Turki Siprus Utara dan  Siprus Yunani telah terlibat dalam proses perdamaan untuk menyatukan kembali pulau itu. Sekitar 300 ribu penduduk muslim bermukim di Republik Turki Siprus, di mana sebagian besar termasuk Sunni yang berpengaruh dari tasawuf pada pengembangan warisan dan spiritual mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement