Senin 02 Jun 2014 03:41 WIB

Mulai Ramadhan Ini Warga Ampiri Nikmati Listrik

Lokasi pembangkit turbin tenaga air mikrohido.
Foto: Dok BWA
Lokasi pembangkit turbin tenaga air mikrohido.

REPUBLIKA.CO.ID, BARRU – Ramadhan tahun ini menjadi bulan puasa pertama bagi sekitar 1.500 warga Dusun Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Kecamatan Pujananting, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, dapat shalat tarawih berjamaah dengan diterangi lampu listrik.

Pasalnya, pembangunan wakaf sarana penerangan di dusun tersebut saat ini sudah hampir rampung.

Setelah digotong puluhan warga, Rabu (7/5), mesin pembangkit listrik bertenaga air mikrohidro akhirnya dapat dipasang pada rumah pembangkit listrik (powerhouse) yang terletak di pesawahan sekitar satu kilometer dari pemukiman penduduk di Dusun Ampiri.

Penanggung jawab proyek Badan Wakaf Alquran (BWA) Darminto menyatakan, sebelum mesin berbobot 1,5 ton tersebut dioperasikan, vendor mesin mikrohidro dari Bandung Jon Kanidi akan melakukan proses commissioning dan pemasangan perlengkapan mesin pada akhir Mei.

“Setelah proses set up, konsultan sipil pelaksana Maulana Ibrahim akan melakukan proses pemasangan jaringan listrik di Dusun Ampiri yang direncanakan dilaksanakan pada awal Juni 2014,” ujarnya, Jumat (16/5).

Ampiri merupakan dusun terpencil yang terletak 160 km dari Kota Makassar atau 60 km dari Kabupaten Barru. Namun, sampai saat ini penduduknya masih melewati malam yang gelap hanya ditemani pelita.

Dengan adanya pembangkit yang menghasilkan listrik sebesar 50 KVA (setara 50.000 watt), diharapkan malam-malam di Ampiri tidak lagi gulita sehingga anak-anak pun bisa belajar di malam hari.

Dan yang tak kalah penting adalah adanya kegiatan ekonomi kreatif yang bisa dilakukan ketika ada listrik di dusun mereka.

Selama ini, hasil pertanian dijual apa adanya tanpa proses lebih lanjut, sehingga harga di pasaran rendah. Misalnya kacang tanah, jika mereka bisa menjual kacang tanah yang sudah dikupas kulitnya maka harganya akan lebih tinggi.

“Selama ini mereka enggan melakukannya karena mereka mengupas kacang dengan tangan. Dan ada beberapa hasil pertanian dan juga hutan yang bisa diolah agar memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Dan semua itu membutuhkan listrik,” ungkap Haryanto Albarr, mitra lapang BWA di sana.

Proyek pembangunan sarana penerangan di Ampiri tersebut merupakan wakaf dari kaum Muslimin yang merupakan realisasi dari program Tebar Cahaya Indonesia Terang (TCIT) Badan Wakaf Alquran.

Sebelumnya, kaum Muslimin pun mewakafkan enam unit mesin pembangkit listrik bertenaga air pikrohidro sebagai realisasi program yang sama untuk warga  kesatuan adat kasepuhan Banten Kidul, di tengah hutan lindung Taman Nasional Halimun Salak.

“Masih belum ketinggalan, ayo bangkitkan semangat mereka dari gelapnya harapan dengan memberikan terang melalui wakaf Anda. Agar bulan Ramadhan 1435 H ini mereka untuk pertama kalinya dapat merasakan terangnya malam melalui listrik yang Anda alirkan. Kunjungi web kami di  www.wakafquran.org,” imbau Darminto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement