REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rosita Budi Suryaningsih
Natasha merasakan kedamaian saat melihat suaminya shalat jamaah dengan buah hati.
Namun, cerita ini belum menggugah keinginan Natasha. Ia hanya mendengarkan penjelasan Omar sambil lalu. “Aku benar-benar tak tahu Islam itu seperti apa. Yang aku tahu hanyalah Muslim dilarang menikah dengan yang tidak seagama,” ujarnya.
Hubungan Natasaha dengan Omar semakin dekat. Tapi, ia belum mau masuk Islam, bahkan tak punya niat. Omar pun mengalah, mengatakan mereka berdua mungkin tetap bisa menikah meski Natasha tetap Yahudi asalkan anak-anak mereka dibesarkan dengan ajaran Islam.
Hal yang menakjubkan pun terjadi padanya. Shane, anak dari pernikahan sebelumnya, justru lebih dulu tertarik dengan Islam dan meminta izin padanya untuk belajar shalat dengan Omar.
“Saat melihat mereka berdua shalat berjamaah, ada rasa yang luar biasa yang aku rasakan, rasa damai dan begitu tenang di sanubari dan ruangan tersebut,” jelasnya.
Selama ini, memang ada rasa gengsi padanya karena dari awal ia tak mau mengubah imannya. Ia juga tak mau bertanya apa pun tentang Islam pada Omar.
Sewaktu Omar pulang kampung ke Mesir selama empat bulan. Momen ini dimanfaatkannya untuk mencari tahu tentang Islam sebanyak-banyaknya. Internet menjadi tumpuan hatinya untuk mendapatkan informasi yang benar tentang Islam.
Alquran
Ia rajin mengunjungi laman Why Islam dan para pengelolanya menyambutnya dengan baik. Ia kemudian diberikan Alquran lengkap dengan terjemahan bahasa Spanyol. “Seingatku, Alquran itu aku terima tepat sebelum Ramadhan 2005,” ujarnya.
Dengan bersemangat ia pun mulai membaca lembar demi lembar isi Alquran. Ia pun sangat kagum dengan cara penulisan pegangan hidup umat Islam ini.
“Cara penulisannya berbeda dengan Injil yang berbentuk cerita, Alquran justru disusun dengan cara yang berbeda, tapi nyaman saat membacanya,” katanya.